Sebab, menjelang penggajian karyawan setiap bulannya, HR sudah harus menyelesaikan laporan kehadiran karyawan yang direkap manual dari kertas ke dokumen XLS tadi. Ribet, kan?
Kedua, waktu kerja HR menjadi tidak efisien karena dipusingkan urusan administrasi padahal seharusnya HR mengalokasikan lebih banyak waktu untuk pengembangan SDM perusahaan.
Baca Juga: Kemenkominfo Bagikan Tips Digital: Pemasaran di Sosial Media
Ketiga, data timesheet XLS berisiko rentan terhapus, hilang, atau tidak bisa diakses karena terserang virus atau malware karena penyimpanan data menggunakan hard disk komputer kantor.
Risiko tersebut memang bisa diantisipasi dengan membuat back up data. Namun, dengan begitu, perusahaan tentu saja perlu mengeluarkan tambahan biaya lagi untuk menyediakan storage data yang memadai dan menerapkan sistem keamanan jaringan.
2. Timesheet Fingerprint
Metode pencatat kehadiran dengan mesin fingerprint dapat beroperasi secara offline maupun online. Sistem absen ini lebih akurat dan minimal risiko kecurangan karena menggunakan teknologi biometrik pembaca sidik jari.
Kelemahannya, perusahaan membutuhkan biaya yang lebih besar karena perlu menyediakan banyak unit perangkat mesin fingerprint di setiap titik timesheet.
Belum lagi biaya pemeliharaannya. Semakin banyak titik timesheet, semakin besar biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli mesin fingerprint.
Sistem ini juga kurang fleksibel untuk karyawan yang bekerja secara mobile di lapangan. Meski minim kecurangan, ternyata timesheet fingerprint masih bisa diakali karyawan, seperti menggunakan salinan sidik jari hingga gel silikon.