Pratama menduga salah satu metode yang mungkin digunakan oleh peretas adalah phishing.
Email yang digunakan untuk login kemungkinan tidak dilengkapi dengan metode otentikasi dua faktor, dan pengguna email tersebut mungkin kurang berhati-hati sehingga jatuh ke perangkap phishing yang dikirim oleh peretas.
Serangan phishing biasanya dilakukan melalui link yang dibagikan lewat email menggunakan alamat email mirip lembaga resmi.
Baca Juga: Jika Cak Imin Tersangka KPK, Pencapresan Anies Gagal, Ini Deretan Kasusnya
Serangan phishing juga sering dikirim melalui WhatsApp. Begitu link tersebut diklik, di situlah pintu masuk penjahat siber menguasai akun korban.***