Pesona Nagari Pariangan dan Puncak Lawang Kota Minang

- 23 Februari 2021, 12:53 WIB
Tabuik Pariaman 2020 Ditiadakan
Tabuik Pariaman 2020 Ditiadakan /

ARAHKATA - Berkunjung ke provinsi Sumatera Barat seakan tak puas-puasnya. Banyaknya destinasi wisata yang ditawarkan merupakan nilai plus yang dimiliki oleh Sumatera Barat.

Arahkata.com mengutip dari akun Facebook netizen Ahmad Karmansyah, Danau Singkarak, Istana Baso Pagaruyung, Pantai Malin Kundang, Jembatan Siti Nurbaya merupakan destinasi wisata andalan Sumatera Barat.

Bukit Tinggi dengan jam gadang dan lubang Jepangnya mungkin sudah terlalu sering dan terlalu umum untuk dikunjungi karena tepat berada di Jantung kota.

Lalu bagaimana jika sedikit memacu adrenalin ke Puncak Lawang dan Nagari Pariangan, yang merupakan desa terindah di lereng Gunung Merapi?

Puncak Lawang

Puncak lawang merupakan dataran tinggi di Kabupaten Agam, Tepatnya di kecamatan Matur. Panorama yang ditawarkan adalah dari atas kami dapat melihat Hijaunya danau Maninjau.

Perjalanan lebih kurang dua jam dari Kota Bukit Tinggi. Kiri kanan jalan menuju Puncak Lawang merupakan perkebunan tebu.

Sebelum tiba di Puncak Lawang kita dapat menyaksikan proses penggilingan tebu yang masih menggunakan tenaga kerbau. Atraksi penggilingan sendiri hanya ditampilkan jika ada wisatawan berkunjung, Karena sejatinya proses penggiligan tebu sekarang sudah menggunakan mesin.

Lelah terbayar begitu bus kami memasuki lokasi wisata Puncak Lawang. Dingin khas pegunungan menerpa kulit. Taman bunga yang ditata apik menyambut ibu-ibu yang langsung berselfi ria dengan berbagai gaya.

Nagari Pariangan

Berada di ketinggian 500-700 mdpl. Nagari pariangan terletak di Lereng Gunung Merapi, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Berjarak lebih kurang 35 km dari kota Bukit Tinggi.

Desa Pariangan menjadi pusat perhatian ketika masuk katagori salah satu desa terbaik dunia versi Travel Budget. Bersanding dengan desa-desa terbaik dari eropa. Lalu apa yang menjadi daya tarik desa Pariangan?

Tradisi yang dipertahankan. Secara umum desa Pariangan sama seperti desa pada umumnya. Yang berbeda mungkin cara mereka mempertahankan budaya.

Rumah-rumah adat minang masih tampak seperti aslinya. Sawah berundak. Jalanan kecil berkelok. Sistem irigasi merupakan nilai tambah keasrian desa.

Julukan Nagari Tuo Pariangan merupakan pertanda bahwa Pariangan yang merupakan cikal bakal terbentuknya adat Minangkabau, banyak situs-situs sejarah yang menguatkan kalau Pariangan merupakan muasal dari budaya Minang.

Seperti masjid Ishlah yang dibangun Syekh Burhanudin pada abad ke 19, juga ada makam Datuk Tantajo Garhano yang merupakan situs sejarah desa. Konon kabarnya makam ini tak pernah sama ukurannya setiap kali ada yang mengukurnya.

Makanan khas desa Pariangan sangat cocok disajikan untuk udara dingin. Nasi putih panas mengepul, ikan bakar, sambal, dan pucuk daun ubi menjadi pengobat rindu bagi yang selalu bertemu rendang.

Sebagai penutup, kopi daun terhidang dengan gelas batok kelapa. Rasanya sedikit aneh bagi yang tak biasa. Ditemani dengan suara seruling sehingga menambah kemesraan liburan bersama keluarga.***

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah