Parah! Sekolah Tahan 165 Ijazah Siswa, Kemiskinan di Jakarta Bakal Makin Meluas

5 Oktober 2023, 10:56 WIB
Ijazah siswa SMA di Garut hilang setelah tertahan selama setahun di sekolah. /kabar-priangan.com/DOK Antara/

ARAHKATA - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta harus memanggil sekolah swasta yang menahan ijazah pelajar karena menunggak iuran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Klarifikasi pihak sekolah dibutuhkan agar Disdik dapat mencari solusi dari masalah tersebut.

Demikian penegasan Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak terkait temuan sejumlah sekolah yang menahan ijazah karena siswa bersangkutan belum melunasi SPP.

“Itu melakukan pelanggaran, tidak diperbolehkan atau melarang siswa ikut ujian, untuk mengeluarkan siswa dilarang, juga sekolah untuk menahan ijazah,” kata Jhonny dikutip ArahKata.com pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Baca Juga: Erick Thohir Curiga Ada Penyelewengan Dana Pensiun BUMN Pasca Jiwasraya dan Asabri

 Menurut Jhonny, para siswa yang lulus harusnya diberikan keringanan. Pihak sekolah dapat memberikan ijazahnya untuk bekal mencari kerja namun dengan catatan, mereka bisa menyelesaikan tunggakan jika telah memiliki uang.

“Ijazah tetap diberikan tetapi buat catatan supaya siswa membayar itu ketika sudah mampu. Tetapi karena ini keadaannya sudah masif maka Pemprov lah yang turun tangan,” kata politikus PDIP ini.

Jhonny mengaku heran dengan sikap sekolah yang menahan ijazah tersebut, karena bagaimana mereka bisa mencari kerja tanpa modal ijazah. Jika hal ini dibiarkan, Jhonny khawatir kemiskinan di Jakarta jadi semakin meluas.

Baca Juga: Aktivis HAM dan Mantan Jaksa Agung Sebut 3 Perusahaan Indonesia Jual Senjata ke Myanmar 

“Mereka yang sudah lulus karena orang tuanya tidak mampu, ijazah ditahan bagaimana mereka bisa masuk di pasar kerja. Akhirnya mereka pengangguran, itulah yang dikatakan nanti kemiskinan tapi kemiskinan struktural, warga tidak bisa mengakses program Pemprov DKI Jakarta, katakanlah program wajib belajar 12 tahun akhirnya menganggur,” kata Jhonny.

Politisi PDI Perjuangan ini lalu membandingkan dengan pelajar dari keluarga yang sejahtera justru mengenyam pendidikan di sekolah negeri.

Mereka tidak khawatir ijazahnya ditahan karena menunggak iuran, karena sekolah di sana diberikan secara gratis oleh pemerintah daerah.

Baca Juga: Hadiri SCM'S Annoucement the FiFA U-17 World Cup, Erick Thohir Persiapan dan Target Pemenangan 

“Coba perbandingan sekarang yang masuk SMAN 8 lalu SMAN 13 atau SMAN lainnya, kan banyak anak-anak orang kaya. Waktu anak saya di SMAN 13, sekolah gratis, kenapa gratis? Berarti kan diberikan subsidi, masak orang mampu disubsidi,” jelasnya.

“Sementara anak penjual nasi uduk, anak ojol atau pegawai-pegawai rendahan apalagi yang mereka kemarin di-PHK terdampak Covid-19 masa negara nggak ikut di sini (turun tangan),” pungkasnya.***



 

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler