Mempertanyakan Arah Kebijakan Kemendikbud

- 28 Januari 2021, 20:33 WIB
Ilustrasi pendidikan
Ilustrasi pendidikan /Arahkata/

Lalu, Indra juga mempertanyakan bahwa apakah dengan adanya alat ukur baru ini, akan berdampak pada penciptaan generasi unggul Indonesia.

"Karena bukan alat ukurnya yang penting tapi perawatan dari hasil alat ukur yang ada," tandasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Indra terkait komunikasi Kemdikbud memang lebih sering bersifat taklimat. Alias komunikasi satu arah yang bersifat pengarahan.

Baca Juga: Lebih 11.000 Liter Air Minum, Amatil Indonesia Donasi ke Korban Bencana Sumedang

"Kalau media saja susah mendapatkan berita tentang apa saja kegiatan dan penjelasan program Kemdikbud, bayangkan bagaimana nasibnya Kepala Sekolah, para guru, para peserta didik, dosen dan dinas pendidikan. Pasti tidak ada juga. Akhirnya menimbulkan kebingungan pada masyarakat," ucapnya.

Sekarang bermunculan bimbel atau try out AN yang dinyatakan Kemdikbud tidak perlu ada.

"Padahal kan semua itu muncul karena komunikasi tidak ada. Jadi tidak jelas. Semuanya bingung," ucapnya lagi.

Peta Jalan Pendidikan Belum Tuntas

Terkait dengan Peta Jalan Pendidikan, Indra menilai kebijakan tersebut sama. Artinya, pembuatan Peta Jalan Pendidikan hingga hari ini juga belum tertuntaskan.

"Membuat peta jalan itu belajar dari Go-jek. Diawali dengan titik jemput dimana, mau kemana baru bisa ditentukan biayanya berapa. Isinya harus seperti itu. Kita ada di titik mana, mau kemana. Baru ditentukan berapa lama kita membutuhkan waktu untuk sampai ke titik tujuan dan berapa biayanya. Dan didalamnya ada akses, mutu, Manajemen Sumber Daya, implementasi dan evaluasi," kata Indra.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah