BNPT Pastikan Anak Muda Jadi Sasaran Virus Radikalisme

29 Maret 2021, 14:53 WIB
Ketua BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar saat memberi sambutan dalam Rakernas VIII Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 2 Maret 2021. * /

ARAHKATA - Kepala Badan Nasional penanggulangan terorisme BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar memastikan kaum milenial sebagai sasaran empuk paham radikalisme sebagai ideologi.

Pernyataan tersebut didasarkan dari data identifikasi yang telah didapatkan pihak investigasi internal BNPT. Diketahui, bahwa pria berinisial L pelaku pemboman Gereja Katedral di Makassar adalah kelahiran tahun 1995 atau berusia 25 tahun.

Baca Juga: Dugaan BNPT, Pasutri Pengebom Gereja Katedral Belajar Lewat Online

"Kami harus menjelaskan bahwa pengaruh pengaruh paham radikalisme terorisme mulai menyasar kalangan masih muda karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun 1995. Jadi inisialnya L dengan istrinya adalah termasuk tentunya kalangan milenial yang sudah menjadi cerita korban dari propaganda jaringan teroris," kata Boy.

Mantan Kapolda Banten itu  menerangkan paham jaringan teroris ini lebih mudah memberikan jebakan batman kepada anak muda untuk merubah watak dan pola pikir intoleransi terhadap kepercayaan lain di luar kepercayaan yang diyakininya.

Hal ini lantas membuat pola pikir dari anak muda itu lambat laun berubah cara pandang, ideologi dan watak akibat terpapar virus radikalisme. 

Baca Juga: BNPT Pastikan Bomber Gereja Katedral Makassar Pasutri

"Propaganda jaringan terorisme adalah istilah itu dapat saya katakan seperti 'Jebakan Batman' untuk anak-anak muda karena pengaruh virus radikalisme yaitu terasa kemudian mengubah watak mengubah perilaku yang itu sejatinya bukan jati diri bangsa Indonesia," ucap Boy. 

Kita, lanjutnya, tidak seperti itu kita dilahirkan sebagai bangsa yang toleran menjaga persatuan di tengah keberagaman. 

Menurut mantan Kapolda Papua tersebut dikatakan propaganda jaringan teroris sangat mudah diserap oleh kelompok milenial atau anak-anak muda.

Baca Juga: Kemensos Percepat BPNT untuk KPM Maret 2021

Para anak muda saat ini, diakui Boy Rafli Amar banyak yang belum menerapkan sistem filterasi informasi terhadap paham-paham yang salah di luaran sana.

Apalagi paham radikalisme tak kasat mata mampu menjerumuskan cara pandang seseorang.

"Virus ini hinggap di kalangan anak-anak muda dan tidak cepat terlihat. Kasat mata tetapi lama-lama terasa akan ada perubahan dari perilaku orang yang terpapar virus radikalisme," ucapnya.

Sebagai informasi bahwa ledakan bom bunuh diri telah terjadi pada Minggu pagi, 28 Maret 2021 di depan Gereja Katedral Makassar sekitar pukul 10.28 WITA.

Baca Juga: Kemensos Percepat BPNT untuk KPM Maret 2021

Diketahui bahwa pelaku bom bunuh diri yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu berboncengan menggunakan sepeda motor matic bernomor polisi  DD 5984 MD .

Bahkan di sejumlah media sosial terekam jelas pelaku bom bunuh diri tersebut yang terlihat memakai sorban dan peci sedangkan yang perempuan memakai cadar berwarna hitam dengan baju yang senada berwarna hitam. 

Baca Juga: Jambret Mulai Marak di Sinjai, Warga BTN Cemmeng Jadi Korban

Identitas salah satu pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Sulawesi Selatan juga sudah dituturkan oleh Jenderal pol Listyo Sigit yang teridentifikasi berinisial LL sedangkan salah satu pelaku lainnya masih dalam penyelidikan karena bagian tubuh pelaku tidak utuh lagi.

"Perlu kami sampaikan juga kejadian tersebut dilakukan oleh dua tersangka tertangkap pertama l sidik jari identik sedangkan tersangka kedua masih diidentifikasi oleh tim inafis dan labfor," kata Jenderal Pol Listyo Sigit. ***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler