Menkes Sebut Kabupaten Ini Potensi Alami Kenaikan Kasus COVID-19

27 November 2021, 14:15 WIB
19 kabupaten di Indonesia alami kenaikan kasus COVID-19 /Instagram/@kemenkes_ri

ARAHKATA - Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia Budi Gunadi mengatakan berdasarkan hasil pengamatan, dilaporkan total 19 kabupaten/kota mengalami kenaikan kasus dengan lama waktu yang berbeda-beda.

"Kami juga mengamati situasi pandemi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, semuanya masih baik jadi kita tidak perlu khawatir tetapi kita memonitor yang memiliki potensi kenaikan,'' ucap Menkes, dikutip Arahkata pada Sabtu, 27 November 2021.

Memang saat ini tren kenaikan kasus COVID-19 dilaporkan mulai melonjak di beberapa negara terutama daerah Eropa dan Afrika yang muncul varian baru.

Baca Juga: Menkes Minta Masyarakat Mau Divaksin AstraZeneca-Pfizer

Hal tersebut menjadi sinyal bagi dunia termasuk Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021.

Pemerintah mempelajari kenaikan kasus naik signifikan pasca libur panjang. Sebab, saat momen tersebut terjadi mobilitas dan interaksi yang tinggi antar masyarakat.

Guna menekan penularan kasus yang kian meluas, mulai 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022, pemerintah mulai memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Menkes Pastikan Masyarakat Adat Juga Dapat Vaksinasi

''Semua kejadian kasus di negara-negara luar negeri ini kita pelajari dan awasi dengan ketat dan kita laporkan ke Bapak Presiden," jelasnya.

Adapun dua daerah yakni Fak-Fak dan Purbalingga dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut ada kenaikan kasus terkonfirmasi.

Selanjutnya ada Lampung Utara yang sudah naik 3 minggu berturut-turut, dan 16 kota yang selama dua minggu naik.

Baca Juga: Terjadi Kekerasan Terhadap Tenaga Medis, Menkes Ucapkan Ini

Kendati presentasenya kecil, monitoring terus dilakukan agar tidak terjadi ledakan kasus.

''Walaupun jumlahnya masih kecil, positivity rate dan bor rumah sakit masih rendah, tapi kita mengikuti daerah-daerah ini agar jangan sampai kita terlambat kalau ada kenaikan,'' terang Budi.

Menurut Budi, kenaikan ini salah satunya dipicu menurunnya kemampuan testing dan tracing terhadap kontak erat kasus terkonfirmasi serta berkurangnya kesadaran masyarakat menerapkan prokes 5M.

Baca Juga: Lewat PeduliLindungi, Menkes Deteksi Orang Status 'Hitam' Masih Berkeliaran

''Kita juga memperhatikan mengenai kota-kota tersebut apa yang harus diperbaiki, yaitu tracing dan testing-nya. Testing harus dilakukan terhadap orang-orang kontak erat hasil dari tracing. Kami melihat kota-kota yang ada kenaikan, disiplin untuk tracing dan testing-nya sangat rendah,'' ujarnya.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler