Musim Hujan Diprediksi Hingga Maret 2021, Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga Februari

- 1 Februari 2021, 10:28 WIB
Ilustrasi musim hujan dan cuaca ekstreem
Ilustrasi musim hujan dan cuaca ekstreem /Arahkata/

ARAHKATA - Tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2016 (anomali + 0,80 derajat Celcius), mengungguli tahun 2019 (anomali + 0,60 derajat Celcius), seperti yg disampaikan Dwikorita dan mirip dengan perubahan suhu global sebagaimana dilaporkan World Meteorological Organization (WMO) pada awal Desember 2020.

Namun, berbicara musim penghujan yang terjadi di awal tahun tidak terlepas dari dampak perubahan iklim global.

“Perkembangan musim hujan saat ini tidak lepas dari pengaruh Dampak Perubahan Iklim Global, juga pengaruh kondisi iklim regional dan kondisi iklim/cuaca setempat (lokal),” ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, saat daring bersama awak media, Minggu 31 Januari 2021.

Dwikorita juga menambahkan, untuk keadaan iklim terkini,  BMKG mencatat sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 94 persen dari 342 Zona Musim saat ini telah memasuki musim hujan,  seperti yang telah diprediksikan sejak Oktober 2020 lalu, dimana Puncak Musim Hujan diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2021.

“Untuk itu tetap perlu terus  diwaspadai terjadinya cuaca ekstrem hingga bulan Februari, bahkan masih mungkin terjadi pula hingga bulan Maret 2021 nanti,” katanya. 

Baca Juga: Bagaimana Indikator, Tren Perubahan Iklim Global Terjadi? BMKG Menjelaskan

Dari faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini yang sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia serta Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) atau Zona Pertemuan Angin dari arah Asia dan dari arah Australia yang  memperlihatkan anomali yang  mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia.  Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif dengan Indeks moderat yang mengarah ke kondisi lemah dan diprediksi menjadi normal pada bulan Mei 2021. Bahkan MJO yang merupakan pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samodra Hindia sebelah Timur Afrika yang saat ini sedang melintasi wilayah Indonesia menuju Samodra Pasifik, juga berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.

Analisis terhadap frekuensi hujan lebat (> 50 mm/hari) menunjukkan kecenderungan tren meningkat (semakin sering terjadi) di banyak wilayah. Hal itu terindikasikan dari data-data dalam 40 tahun terakhir seperti di Jakarta, Surabaya, Mataram-Lombok, Ujung Pandang, Jayapura, Biak, Lhokseumawe, dan Medan, kata dia.

"Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode Puncak Musim Hujan ini," ujarnya.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x