Jakarta Banjir, Waspada dengan Penyakit Ini!

- 7 Februari 2021, 21:44 WIB
Ilustrasi Banjir yang merendam sebagain wilayah Jakarta.
Ilustrasi Banjir yang merendam sebagain wilayah Jakarta. /Antara/

ARAHKATA – Awal Februari 2021, hujan deras terus mengguyur Jakarta. Alhasil, beberapa wilayah jakarta terndam banjir, kawasan Green Garden hingga Ciliwung. Ketinggian banjir juga berbeda-beda, mulai dari hanya beberapa sentimeter hingga 1,5 meter.

Peristiwa alam tidak dapat dicegah tetapi dampaknya dapat dikurangi. Penekanan telah dialihkan dari tanggap bencana ke manajemen risiko, termasuk perbaikan prakiraan banjir dan sistem peringatan dengan tambahan perlindungan kesehatan selama fase tanggap dan pemulihan.

Meski telah langganan banjir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati. Tak hanya pada aliran listri di tengah banjir, juga penyakit yang mengintai.

Baca Juga: Modus PHK Jelang THR, 2 Perusahaan Dilaporkan ke Disnaker

Arahkata.com merangkum dari berbagai sumber, Minggu 7 Februari 2021, beberapa penyakit yang harus diwaspadai di musim banjir. Berikut penjelasannya: 

  1. Penyakit yang terbawa air, seperti demam tifoid, kolera, leptospirosis dan hepatitis A dan E.
  2. Penyakit yang ditularkan melalui vektor, seperti malaria, demam berdarah, demam berdarah dengue, dan Demam West Nile
  3. Penyakit yang ditularkan melalui air: Ada peningkatan risiko penularan penyakit yang ditularkan melalui air melalui kontak langsung dengan air yang tercemar, seperti infeksi luka, dermatitis, konjungtivitis, serta infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan.
  4. Faktor risiko utama wabah yang terkait dengan banjir adalah kontaminasi fasilitas air minum yang mengakibatkan penyakit yang terbawa air seperti demam tifoid, kolera, leptospirosis dan hepatitis A.
  5. Infeksi rawan epidemi yang dapat ditularkan langsung dari air yang terkontaminasi adalah leptospirosis, penyakit bakterial zoonosis. Penularan terjadi melalui kontak kulit dan selaput lendir dengan air, tanah lembab atau tumbuh-tumbuhan (seperti tebu) atau lumpur yang terkontaminasi urin hewan pengerat. Terjadinya banjir setelah hujan lebat memudahkan penyebaran organisme akibat perkembangbiakan hewan pengerat yang mengeluarkan leptospira dalam jumlah besar dalam urin mereka.

Baca Juga: Cut Meyriska Diisukan Hamil Anak Kedua, Roger: Hadiah dari Tuhan!

Tindakan pencegahan:

  1. Memastikan penyediaan air minum yang aman tanpa gangguan: Ini adalah tindakan pencegahan terpenting yang harus dilaksanakan setelah banjir, untuk mengurangi risiko berjangkitnya penyakit yang ditularkan melalui air. Klorinasi air adalah metode yang efektif untuk mendisinfeksi air minum.
  2. Untuk tempat penggunaan atau pengolahan air rumah tangga, bentuk paling praktis dari klorin bebas adalah natrium hipoklorit cair, kalsium hipoklorit padat dan bubuk pemutih (klorida kapur; campuran kalsium hidroksida, kalsium klorida dan kalsium hipoklorit).
  3. Pencegahan penyakit leptospirosis. Risiko infeksi leptospirosis diminimalkan dengan menghindari kontak dengan urine hewan, anima yang terinfeksi.
  4. Pakaian pakaian tertutup atau outer selama musim banji untuk menghindari gigitan nyamuk, dikhawatirkan berisiko terkena demam berdarah atau malaria.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x