UNDP: Perempuan di Indonesia Masih Banyak yang Sulit Dapat Akses Penting

- 15 Maret 2021, 17:28 WIB
Ilustrasi Perempuan Indonesia
Ilustrasi Perempuan Indonesia /Dok. Pixabay/Dik. Pixabay

ARAHKATA - Mekanisme pembiayaan perubahan iklim perlu mempertimbangkan kebutuhan perempuan dan laki-laki. Hal itu guna mengurangi dampak perubahan iklim terhadap perempuan dan masyarakat miskin, menurut laporan baru United Nations Development Programme (UNDP) dan Center for International Forestry Research (CIFOR).

Menurut Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, pembiayaan perubahan iklim mengacu pada pembiayaan lokal, nasional atau transnasional —dari sumber pembiayaan publik, swasta dan alternatif — yang berupaya mendukung aksi mitigasi dan adaptasi untuk penanganan perubahan iklim. 

Dalam virtual meeting, “Memanfaatkan Pembiayaan Perubahan Iklim untuk Kesetaraan Gender dan Pengentasan Kemiskinan." Di acara itu juga diungkapkan laporan meninjau lima mekanisme pembiayaan nasional di Indonesia untuk mempelajari lebih lanjut tentang penerapan inklusivitas gender.

Baca Juga: The Falcon and The Winter Soldier akan Hadir untuk Fans Indonesia

“Temuan utama mengkonfirmasi pengamatan awal kami bahwa intervensi responsif gender perlu diintegrasikan dengan lebih baik ke dalam mekanisme pembiayaan perubahan iklim. Salah satu alasan adalah perempuan penerima manfaat mengalami kesulitan yang lebih besar dalam mengakses pembiayaan perubahan iklim dari pemerintah, ”kata Norimasa Shimomura, Resident Representative UNDP Indonesia, dalam pidato pembukaannya pada peluncuran hari ini.

“Persyaratan seperti kepemilikan aset, keterampilan usaha, akses informasi, dan keanggotaan dalam koperasi berpihak pada laki-laki atau orang kaya. Ini salah satu contoh kendala yang dihadapi perempuan dan masyarakat miskin, yang membatasi akses dan manfaat bagi mereka yang paling membutuhkan, ”katanya.

Laporan ini diluncurkan pada acara UNDP Indonesia, SDG Talks yang bertujuan untuk membahas dan mengadvokasikan isu-isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) kepada kaum muda di Indonesia.

Baca Juga: Jangan Ikut Ngambek, Ini 7 Cara Menghadapi Suami yang Sedang Marah

“Pembiayaan perubahan iklim dapat menghasilkan tindakan yang dapat mengurangi atau memperburuk kesetaraan gender dan kemiskinan. Masyarakat miskin terdampak secara tidak  proporsional oleh dampak perubahan iklim” kata Houria Djoudi, ilmuwan senior di CIFOR. “Mekanisme keuangan yang mendanai aksi iklim harus dirancang untuk memungkinkan, dan tidak menghambat kelompok masyarakat yang termarjinalisasi - terutama perempuan dan masyarakat miskin – dalam menghadapi perubahan iklim.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah