ARAHKATA - Kasus postif COVID-19 Omicron di Indonesia terus meningkat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron.
Menurutnya tingkat vaksinasi sudah lebih tinggi, kapasitas testing dan tracing juga jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Pria Ini Terinfeksi Omicron Usai Jalani Karantina di Wisma Atlet
Kemudian berbagai sistem kesehatan juga sudah ditingkatkan kesiapannya seperti obat-obatan (termasuk molnupiravir dari Merck), tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat.
"Dengan berbagai kesiapan tersebut, dan belajar dari pengalaman yang lalu, kita yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Namun syaratnya kita semua harus disiplin. Keberhasilan mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerjasama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," ucap Luhut Selasa, 11 Januari 2022.
Menurut Luhut, dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, puncak varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.
Baca Juga: Seorang Warga Bogor Terinfeksi Omicron, Riwayat Perjalanan dari Jakarta
Untuk kasus Indonesia, diperkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari.
Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta.