Panglima TNI: Siaga Tempur di Papua Bukan Operasi Militer

- 27 April 2023, 06:45 WIB
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (kanan) meninjau pasukan saat upacara pemberangkatan satgas Pamtas RI-Papua Nugini ke wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat di Pelabuhan Boom Baru Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 24 Maret 2023.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (kanan) meninjau pasukan saat upacara pemberangkatan satgas Pamtas RI-Papua Nugini ke wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat di Pelabuhan Boom Baru Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 24 Maret 2023. /Antara/Nova Wahyudi/

ARAHKATA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menekankan bahwa penetapan status siaga tempur bagi prajurit TNI di tanah Papua bukanlah pelaksanaan operasi militer.

"Siaga tempur, ditekankan lagi, kan selama ini kita sampaikan operasi teritorial, operasi komunikasi sosial, karena masyarakatnya di situ kerawanan-nya tidak tinggi, tapi khusus daerah-daerah tertentu yang kerawanan tinggi, ya kita tekankan lagi kepada mereka untuk siaga tempur," kata Yudo Margono di Istana Wakil Presiden Jakarta pada Rabu, 26 April 2023.

Yudo Margono menyampaikan hal tersebut usai menghadiri rapat soal Papua yang dipimpin oleh Wapres Ma'ruf Amin.

Baca Juga: Kasad Jenguk Prajurit Korban Penyerangan KST Papua di RSPAD

Diketahui Yudo Margono mengumumkan siaga tempur pada 18 April 2023 di daerah-daerah di Papua yang dinilai rawan teror dan serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis teroris.

"Itu kan penekanan, bukan operasi militer, jadi jangan dipelesetkan itu operasi militer, bukan belum operasi militer. Siaga tempur itu untuk menumbuhkan naluri militer pada para prajurit," ucap Yudo, dikutip ArahKata.com

Yudo menyebut siaga tempur perlu untuk memperkuat naluri bertempur para prajurit apalagi jika mereka diserang oleh KKB.

Baca Juga: Terhambat Arus Balik Mudik, Ketersediaan AMDK Galon Menipis

"Itu kan bukan operasi militer, siaga tempur, siaga tempur itu kan untuk pasukan kita sendiri supaya siaga sewaktu-waktu diserang. TNI ini kan harus selalu siaga pasukan itu," tambah Yudo.

Yudo pun mengungkapkan status siaga tempur bukan berarti prajurit TNI akan bertindak ofensif.

"Bukan ofensif, kita tetap defensif, tapi mereka harus siap karena memang di daerah yang kerawanan-nya tinggi sehingga harus siaga tempur tadi," tutur Yudo.

Baca Juga: Sekjen Sekber Jokowi Nusantara Ada Lima Syarat untuk Cawapres Ganjar Pranowo

Penetapan status siaga tempur itu dilakukan pasca gugurnya lima prajurit dari Yonif 321/GT akibat penyerangan yang dilakukan oleh KKB atau kelompok separatis teroris (KST) ​​​​​pada pertengahan April 2023 di Mugi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Kelima prajurit tersebut gugur saat menjalankan operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera KKB sejak Februari 2023. Mereka adalah Pratu Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, Prada Sukra dan Pratu F.

Para prajurit yang gugur itu tergabung dalam 36 prajurit Satuan Tugas (Satgas) Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) yang bertugas menyisir wilayah Mugi-man, Nduga, Papua, pada 15 April 2023. Namun, saat mereka menjalani tugasnya, KKB atau KST menghadang dan menyerang pasukan TNI itu.

Baca Juga: PPP Resmi Usung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024

"Prajurit yang masih di sana tetap 'stand by', tetap melaksanakan operasi," tambah Yudo.

Yudo juga memastikan para prajurit dari dari Yonif 321/GT itu sudah kembali di posnya masing-masing.

"Tidak ada (yang meninggal lagi), sudah semua kan kemarin, sudah disampaikan Pak Kapuspen," kata Yudo.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x