Industri AMDK Didorong Untuk Gunakan Kemasan PET Kurangi Limbah Plastik

- 16 Juni 2023, 12:54 WIB
Mochamad Arief Budihardjo, Guru Besar Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
Mochamad Arief Budihardjo, Guru Besar Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro /Wijaya/ARAHKATA

Karena, kata Uso, dalam prinsip pendauran ulang atau recycle, produsen itu wajib untuk melakukan pendauran ulang produk atau kemasan produk yang mereka hasilkan melalui penarikan kembali.

“Jadi, post consumer packaging itu harus ditarik lagi, dikumpulkan lagi oleh para produsen untuk kemudian masuk ke jalur daur ulang. Tentunya harus dipastikan di awal bahwa kemasan itu memang kemasan yang layak, mudah didaur ulang,” tukasnya.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Minta BPKP Pimpin Pengawasan Berorientasi Kepada Hasil

Dia menegaskan ketika bicara daur ulang, yang ideal itu adalah model close loop (botol harus kembali ke botol) dan dan bukan open loop atau down cycle (botolnya didaur ulang menjadi produk lain).

Dia menyebutkan sudah ada beberapa produsen terutama produsen yang menghasilkan produk minuman dengan wadah kemasan plastik PET yang sudah menerapkan model close loop atau recycle PET.

“Berdasarkan data kami, yang sudah bergerak ke sana itu Danone Aqua atau Danone Indonesia yang produknya bermerek Aqua. Kemudian yang sudah bergerak ke arah sana juga, tapi ini baru tahap awal atau rencana dan mereka sudah bangun pabrik juga yaitu Coca Cola dengan produk PET. Yang lainnya belum, baru dua itu,” tuturnya.

Baca Juga: Ketua Komisi X: Marketplace Guru Efektif Jika Persoalan Guru Honorer Dibereskan

Pernyataan Uso diperkuat oleh Bisuk Abraham dari DMUI. Dia mengatakan esensi dari sirkular ekonomi itu terkadang hanya terbatasi oleh yang namanya pendauran ulang. Padahal, lanjutnya, sebetulnya sirkulasi ekonomi jauh lebih luas.

“Kita ingin menghasilkan sebuah close loop. Jadi diupayakan agar produsen itu bisa menarik lagi bekas kemasan plastiknya sehingga itu bisa masuk lagi ke dalam siklus produksi. Hal ini bisa mengurangi jumlah sampah yang akan tertumpuk di TPS itu akan menjadi lebih sedikit daripada yang sebelumnya,” ujarnya.

Sementara, Mochamad Arief Budihardjo, Guru Besar Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, mengatakan suatu tantangan tersendiri bagi industri AMDK untuk menerapkan model close loop. Karena, menurutnya, pada saat berbicara tentang close loop, itu akan kembali lagi menjadi sebuah kemasan seperti yang didesain pada awalnya atau air minum menjadi kemasan air minum lagi.

Baca Juga: Puan Maharani: Serukan Tindak Tegas Pelaku Pungli Penerimaan Siswa Baru

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah