Menlu Prancis : Strategi Tekanan Maksimum AS ke Iran tidak Membuahkan Hasil

- 18 Januari 2021, 12:01 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Jean-Yves Le Drian
Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Jean-Yves Le Drian /Arahkata/

ARAHKATA – Usaha Amerika Serikat (AS) terhadap Iran di masa Presiden Trump mengambil kebijakan yang disebut sebagai strategi tekanan maksimum dinilai gagal. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Prancis, yang mengatakan strategi tekanan maksimum Amerika Serikat terhadap Iran secara praktis terbukti tidak membuahkan hasil.

Dilansir dari kantor berita Sputnik (16/1/2021) dan parstoday melaporkan, Jean Yves Le Drian menyebut strategi tekanan maksimum Amerika terhadap Iran gagal. Menurutnya, strategi ini harus dihentikan karena Iran sedang berada di jalur penguasaan kapasitas persenjataan nuklir.

Menlu Prancis menambahkan, kembali ke perundingan nuklir bukan saja tidak cukup bagi kedua pihak, urgensi perundingan terkait penyebaran rudal balistik dan perilaku tidak stabil Iran di kawasan, harus ditekankan.

Prancis, Jerman, dan Inggris pada hari Sabtu (16/1) malam mengumumkan kekhawatiran mendalam atas langkah Iran memproduksi logam uranium sebagai bahan bakar reaktor riset Tehran, dan meminta negara ini untuk menjalankan komitmen nuklirnya.

Baca Juga: Kapal Pengawas Perikanan KKP Temukan Sejumlah Bagian Pesawat dan Korban Kecelakaan Pesawat SJ 182

Sebelumnya diketahui, Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus memperkuat kampanye penekannya terhadap Iran. Yang mana, Amerika Serikat sedang mengejar apa yang disebut sebagai kampanye “tekanan maksimum” terhadap pemerintah Iran. Tujuan dari hal tersebut dilakukan, menurut para pejabat AS, untuk mengubah perilaku rezim, termasuk dukungannya terhadap proxy teroris, ancamannya terhadap negara tetangga yang juga sekutu AS, proyek pengembangan misil, dan seterusnya.

Menengok ke belakang, pada Kamis, 13 Juni 2020 di Teluk Oman terhadap dua kapal tanker minyak Norwegia dan Jepang, menandakan potensi peningkatan ketegangan yang signifikan di Timur Tengah antara Iran, Amerika Serikat (AS), dan wilayah Teluk.

Baca Juga: Perlunya Dukungan Berbagai Pihak, Bagi Produk Dalam Negeri

Para pengamat menilai, Washington seharusnya tidak membiarkan Iran lolos, seiring Teheran kemungkinan bertanggung jawab atas serangan yang tidak dapat dimaafkan ini. Pada saat yang sama, menurut Ilan Goldenberg (Foreign Policy), para pengamat harus menyadari bahwa serangan itu adalah akibat langsung dari kegagalan pemerintahan Trump yang disebut sebagai strategi tekanan maksimum, yang bertujuan membawa Iran kembali ke meja perundingan dengan Amerika Serikat, tetapi sebaliknya justru mendorong kedua negara itu ke ambang konflik.

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x