Menkes Terawan Beri Sinyal Kenaikan Iuran BPJS?

- 24 November 2020, 20:52 WIB
Menkes Terawan Agus Putranto menjelaskan skema vaksinasi Covid-19.
Menkes Terawan Agus Putranto menjelaskan skema vaksinasi Covid-19. /Tangkap Layar YouTube DPR RI/

ARAHKATA – Pemerintah saat ini tengah menyiapkan penyusunan besaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk membuat program yang berbasis Kebutuhan Dasar Kesehatan atau KDK.

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa pemerintah harus meninjau ulang manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) agar berbasis KDK dan menerapkan rawat inap kelas standar.

Hal tersebut diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) 64/2020 tentang Jaminan Kesehatan.

Baca Juga: Kini Guru Honorer Bisa Ujian Seleksi Berkali-kali dalam Setahun

Menurut Menkes, amanat Pepres itu akan memengaruhi besaran iuran BPJS Kesehatan karena manfaat yang diberikan belum mengacu ke KDK dan masih terdapat pembagian kelas peserta. Alhasil, perlu terdapat penyesuaian iuran saat menerapkan KDK dan kelas standar.

"Adanya amanat dalam Perpres 64 tahun 2020 tentang peninjauan ulang manfaat JKN agar berbasis kebutuhan dasar kesehatan dan penerapan rawat inap kelas standar akan berkonsekuensi pada perubahan iuran JKN sehingga perlu adanya penyesuaian bersaran iuran," kata Terawan dalam rapat Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa, 24 November 2020.

Dia menjelaskan penyusunan iuran tersebut akan melibatkan sejumlah lembaga dan Kementerian.

Baca Juga: Transaksi Belanja Online Produk Kosmetik Naik 80%

"Penyusunan iuran JKN dalam rangka penyesuaian iuran dikoordinir oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional [DJSN], dengan mempertimbangkan masukan dari Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, dan BPJS Kesehatan," ujarnya.

Adapun besaran iuran baru program JKN akan dihitung menggunakan metode aktuaria dan mempertimbangkan KDK, kelas standar, inflasi kesehatan, dan perbaikan tata kelola JKN.

Perlu diketahui, peninjauan ulang besaran iuran JKN memang dilakukan setiap dua tahun sesuai amanat Perpres 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Hal itu pun tercantum dalam aturan terbaru, yakni Perpres 64/2020 yang terbit setelah kenaikan iuran sempat dianulir tapi kembali berlaku.

Baca Juga: PKS Tolak Penghapusan Premium

Peninjauan iuran BPJS Kesehatan terakhir dilakukan pada 2019 saat pemerintah menerbitkan Perpres 75/2019, disusul dengan peninjauan kembali saat menerbitkan Perpres 64/2020.

Maka demikian, artinya peninjauan besaran iuran dapat dilakukan pada 2021 jika memperhitungkan proses peninjauan Perpres 75/2019 atau pada 2022 jika memperhitungkan Perpres 64/2020.

Beda hal dengan peninjauan iuran yang sudah berlangsung sebelumnya, pemerintah akan mempertimbangkan basis KDK dan penerapan kelas standar dalam penentuan besaran iuran BPJS Kesehatan nantinya.***

Editor: Alamsyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x