Pelaku UMKM Buktikan Digitalisasi Tekan Biaya Promosi

- 5 Juli 2022, 22:07 WIB
Ilustrasi digital marketing
Ilustrasi digital marketing /DiggityMarketing/pixabay

Pelaku UMKM lain, Novita Sari, yang menggeluti bidang fesyen seperti baju impor, gaun pengantin dan aksesoris pernikahan, mengaku sudah menggunakan digitalisasi sejak mendirikan usaha pada 2010.

“Dari 2010 sudah start doing online market. Semua cukup dikerjakan dari belakang laptop saja, selesai. Lebih cepat, lebih simpel, dan bisa memperluas jangkauan sampai keluar kota,” kata pemilik Chica Outlet tersebut.

Baca Juga: Diperpanjang 3 Bulan Lagi Sosialisasi Beli Minyak Goreng via PeduliLindungi

Novita menuturkan usaha fesyen miliknya terkait dengan kegiatan impor dan kini sedang berupaya untuk melakukan ekspor makanan laut seperti belut dan labi-labi ke China dan Korea.

Sementara itu, Heri Gunawan, yang merintis usaha kerajinan kayu custom sejak 2016, mengaku hanya memanfaatkan digitalisasi dari segi pemasaran.

“Pencatatan finansial masih manual, tetapi untuk promosi produk sudah digital sejak usaha dimulai (2016),” ujar pemilik usaha MejaDonat Art asal Bogor, Jawa Barat tersebut.

Baca Juga: Kartu Emas Pegadaian Raih Penghargaan Inewsmaker Awards 2022

Heri menuturkan bahwa untuk saat ini dirinya belum berniat melakukan ekspansi produk ke luar negeri sebab produknya masih bersifat custom.

“Belum kepikiran sampai ke sana (pasar internasional), karena produknya masih tergantung permintaan konsumen saja. Belum berani produksi (untuk menyetok barang),” kata Heri yang juga memproduksi kerajinan sofa berbentuk donat yang terbuat dari ban mobil bekas.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan bahwa struktur demografi populasi di Indonesia.

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x