Modalnya adalah diaspora Minang yang tersebar hampir di seluruh pelosok dunia.
"Sekarang kita tengah menjajaki pasar Australia. Kita cari orang Minang yang punya peternakan sapi di sana. Kita kirimkan bumbu rendang dari Sumbar. Nanti, rendangnya dibuat oleh orang Minang. Maka, meski dibuat di luar negeri, maka keotentikannya tetap terjaga," ujarnya.
Baca Juga: Pamerindo Gelar Food & Hotel Indonesia 2022 Usung Konsep Sustainable Event
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar Nazwir mengatakan ekspor rendang Dapur Mutiara ke Jerman ini tidak lepas dari kepedulian diaspora Minang di perantauan.
"Para perantau inilah yang getol ingin memperkenalkan rendang pada masyarakat Eropa. Prosesnya cukup panjang karena banyak regulasi dan kecocokan rasa yang harus disesuaikan dengan lidah orang Eropa," katanya.
Dalam proses hingga produk bisa dikirimkan dalam skala cukup besar ke Jerman itu menelan cukup banyak biaya.
Baca Juga: Mendag: Digitalisasi Pasar Peluang Tingkatkan Pesanan Hingga 56 Kali Lipat
Semua ditanggung oleh para perantau keluarga Minang di Hamburg.
"Kepedulian para perantau ini sungguh luar biasa. Mudah-mudahan ini akan menjadi awal untuk ekspor yang lebih besar," katanya.
Diaspora Minang di Hamburg, Jerman, Budi Indra menyebutkan awal mula ekspor bumbu rendang ke Jerman itu karena kerinduan warga Indonesia di Jerman, tidak hanya orang Minang, terhadap kuliner rendang.