SDM Manufaktur 90 Persen di Indonesia Unskilled, Perlu Ditingkatkan Kompetensinya

- 8 Agustus 2023, 11:11 WIB
Para pekerja pabrik rokok di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Para pekerja pabrik rokok di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. /Antara

Dia mengatakan manufaktur tidak bisa dibuat oleh satu negara dari awal hingga akhir. Namun perlu kerja sama dengan negara lain. Untuk itu transformasi perlu dilakukan untuk mendongkrak industri agar bisa tumbuh lebih pesat lagi.

Berdasarkan hasil kajian LPEM UI, Vietnam, Filipina dan Pakistan bisa menjadi jaringan produksi bagi Indonesia. Adapun Korea Selatan dan Australia dinilai berpotensi menjadi mitra investasi. Sedangkan produk unggulan yang bisa dibidik yaitu sel baterai, termasuk baterai kendaraan listrik.

Dalam kesempatan yang sama Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Prof Rina Indiastuti menilai momentum pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 menjadi waktu tepat untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.

Baca Juga: Polri Endus Dugaan Keberadaan Harun Masiku di Indonesia, Bukan di Kamboja

"Kita bisa bermain di industri karet, kertas. Kita juga kuat di elektronik, transportasi (otomotif), itu basisnya teknologi dan ekspor. Namun kita masih mengandalkan industri yang dari dulu berperan, padahal cabang industri manufaktur begitu banyak. Barangkali mari kita mulai menyiapkan cabang-cabang lain," katanya.

Rina mengatakan industri yang telah tumbuh baik perlu didorong untuk bisa meningkatkan ekspor dan melakukan penetrasi yang lebih intens ke pasar domestik.

Selain itu, ia juga menyinggung perlunya adopsi teknologi sesuai karakteristik industri. Ia mendorong pemangku kepentingan terkait, mulai pemerintah hingga perguruan tinggi, untuk mulai mengadopsi teknologi yang tidak hanya memberi nilai tambah tinggi, tetapi juga sesuai kebutuhan dan tren industri saat ini, termasuk tren industri hijau.***

 

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x