Populer Istilah Ghosting, Gimana Cara Mengatasinya?

- 8 Maret 2021, 16:09 WIB
Ilustrasi ghosting kondisi orang yang sedang dekat tiba-tiba menghilang tanpa  kabar
Ilustrasi ghosting kondisi orang yang sedang dekat tiba-tiba menghilang tanpa kabar /Pixabay / @sasint

ARAHKATA - Putra bungsu dari Presiden Republik Indonesia Jokowi, Kaesang Pangarep dan kekasihnya Felicia Tissue sedang ramai diperbincangkan warganet.

Pasalnya, Kaesang dianggap ghosting oleh ibunda Feli yang dibongkar di akun Instagram miliknya.

Lalu, apa itu ghosting? Dan bagaimana cara cepat pulih dari ghosting? Mari kita bahas satu persatu.

Baca Juga: Soal KLB, Demokrat Sulsel: Siap Perang, Tradisi Kami Baku 'Tikam'

Ghosting merupakan perilaku seseorang yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan memutus kontak komunikasi tanpa alasan yang jelas.

Menurut profesor psikologi, Wendy Walsh, ada sejumlah tingkatan ghosting, khususnya dalam hubungan asmara mulai dari yang ringan sampai berat.

Ghosting ringan adalah ketika seseorang yang tidak terlalu dekat dengan kamu kemudian tidak membalas pesan atau telepon kamu.

Sementara ghosting sedang adalah saat kamu bertemu orang baru dan sudah beberapa kali ketemu namun tiba-tiba menghilang.

Baca Juga: Jokowi Sentil BPPT dengan Minta Fokus 3 Poin Ini!

Sedangkan ghosting berat adalah saat hubungan sudah sangat intim namun tiba-tiba salah satu pihak menghilang tanpa sebab.

Sebuah studi mengungkap bahwa penolakan sosial semacam ghosting dari siapa pun bisa mengaktifkan rasa sakit di otak yang sama parahnya dengan sakit fisik.

Psikolog Jennice Vilhauer menyebut ghosting sebagai sebuah bentuk silent treatment atau mengabaikan pasangan yang mirip dengan kekejaman emosional.

Lalu bagaimana mengatasinya?

Baca Juga: International Women's Day Jadi Trending di Twitter

Vilhauer menyarankan sebaiknya kita selektif dengan orang-orang yang ditemui saat akan berinteraksi. Ghosting akan semakin mudah dilakukan jika tidak berada di lingkaran teman yang sama.

Gili Freedman, orang yang meneliti bahasa penolakan di St. Mary's Collage of Maryland mengungkapkan bahwa ghosting sangat berkaitan dengan perasaan tentang masa depan bersama pasangan, atau apakah kita menganggap hubungan adalah 'satu-satunya'.

"Jika kamu bersama seseorang dan menyadari bahwa dia bukanlah orang yang tepat, kamu akan berpikir bahwa tidak ada gunanya berusaha, lalu kamu menghilang. Orang-orang ini percaya bahwa hubungan akan berhasil atau tidak," tuturnya.

Sebagian orang tampaknya berpikir bahwa ghosting dalam persahabatan lebih dapat diterima daripada hubungan romantis, terlepas dari takdir kepercayaan.

Jadi, jika kamu pernah mengalami ghosting dalam hubungan asmara, jangan pernah patah semangat.

Baca Juga: PSBB di DKI Jakarta Berakhir Hari Ini, Apakah Diperpanjang?

Saat di-ghosting, mungkin kamu perlu waktu, penyelesaian adalah hadiah terbaik yang dapat kamu berikan pada diri sendiri.

Tak lagi melakukan kontak adalah rekomendasi untuk memulihkan perasaan menyakitkan usai kena ghosting.

Freedman menyebutkan salah satu untuk menghindari siklus ghosting adalah dengan mengubah cara kita dalam menolak orang.

"Jalan tengah yang baik adalah secara eksplisit menolak seseorang dan mengatakan kepada mereka 'tidak' bukan 'saya minta maaf," katanya.

Meski terdengar kasar, namun cara itu diyakini lebih baik daripada dibiarkan. Cara penolakan itu juga lebih baik untuk harga diri, kadar stres, hingga tekanan darah.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah