Apakah Benar Cuaca Ekstrim Dapat Meningkatkan Resiko Diabetes?

- 7 April 2021, 23:29 WIB
Ilustrasi penyakit diabetes.
Ilustrasi penyakit diabetes. /Pexels.com/Olya Kobruseva

ARAHKATA - Diebetes disebut-sebut memiliki kaitan erat dengan perubahan iklim. Fakta tersebut dhadirkan oleh NCBI (National Center for Biotechnology Information) Amerika Serikat.

Dalam laporan, disebutkan peningkatan suhu dan cuaca ekstrim akibat perubahan iklim global dapat meningkatkan risiko masyarakat menjadi lebih mudah sakit atau bahkan mengalami kematian, terutama bagi para penderita diabetes yang memiliki komplikasi kardiovaskular.

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2021, Tropicana Slim mengadakan
kegiatan #BeatDiabetes Online Festival 2021, 6 dan 7 April 2021, dengan tujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia mencegah dan melawan diabetes.

dr. Dicky Tahapary, Ph.D., SpPD-KEMD, Staff Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI menjelaskan, “Perubahan iklim saat ini nyata adanya dan memiliki dampak bagi kesehatan."

Dia menambahkan, diabetes menyebabkan penyakit lain berdatangan. Sementara, perubahan iklim berdampak pada masyarakat yang jadi rentan terjadap penyakit, akibat daya tahan tubuh menurun.

dr. Dicky menjelaskan kaitan antara diabetes dengan perubahan lingkungan. Salah satunya, menyebabkan makanan jadi makin tak terkontrol.

Riset dari International Diabetes Federation menyebutkan bahwa diabetes dan perubahan iklim merupakan dua tantangan global yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan perlu diperhatikan oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Para penderita diabetes cenderung mengalami dehidrasi dan heatstroke (serangan stroke akibat gelombang panas) ketika suhu lingkungan meningkat, sehingga berisiko mengalami masalah kesehatan kardiovaskuler. Bahkan serangan jantung.

“Di sisi lain, perubahan iklim juga memberikan dampak tidak langsung dengan peningkatan resiko diabetes, dimana produksi bahan makanan segar berkualitas berkurang sehingga cenderung mengonsumsi produk makanan olahan yang tinggi gula dan kalori, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan diabetes," tambahnya.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x