Bukan Porno, Berikut Fakta Keperawanan yang Penting Diketahui!

- 24 Agustus 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi perempuan
Ilustrasi perempuan /SplitShire/Pixabay

ARAHKATA – Keperawanan sangat erat dengan kehidupan wanita di Indonesia. Bukan hanya soal urusan pernikahan, bahkan sampai sejumlah institusi penting pernah memberlakukan tes keperawanan.

Menjadi sayang adalah kepentingan tersebut tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup di masyarakat soal keperawanan.

Masih sering dijumpai di masyarakat salah kaprah akan konsep keperawanan wanita. Sebut saja dengungan soal selaput dara dan darah yang harus keluar saat malam pertama.

Baca Juga: Tidur Tanpa Gunakan Celana Dalam Menyehatkan? Ini Kata Ahli!

Contoh kasus tersebut bukanlah hal abstrak yang sulit diketahui kebenarannya. Keduanya adalah murni pengetahuan kesehatan yang perlu dipahami baik remaja atau orang tua sekalipun.

Edukasi jadi hal penting yang harus terus dilakukan agar kesalahpahaman tersebut tidak lagi berlanjut dan wanita tidak terus menjadi korban salah kaprah itu.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut konsep keperawanan yang penting diketahui:

Tanda keperawanan bukan pada selaput dara yang rapat

Perlu diketahui, dalam kondisi normal, selaput dara memiliki lubang berbentuk seperti bulan sabit. Selaput dara yang terlalu rapat atau bahkan benar-benar tertutup, justru menandakan adanya kelainan.

Baca Juga: Benarkah Buang Air Kecil Setelah Seks Cegah Kehamilan? Begini Kata Ahli!

Selaput dara yang tertutup sepenuhnya akan menghalangi vagina dan disebut hymen imperforata.

Kondisi demikian menyebabkan darah menstruasi tidak bisa keluar dari dalam vagina, dan membuat penderitanya mengalami sakit punggung atau perut setiap menstruasi akibat tumpukan gumpalan darah menstruasi.

Wanita yang selaput daranya tertutup atau hanya punya sedikit pembukaan, perlu dioperasi agar lubang bukaannya lebih besar, agar darah menstruasi dapat lancar keluar.

Baca Juga: Sering Terjadi dalam Hubungan, Apa Itu Dating Violence ?

Berhubungan seks pertama kali harus keluar darah

Pendapat ini jelas harus diluruskan, karena banyak wanita menjadi korban dari konsep salah kaprah ini. Bahkan menyedihkannya ada yang menyebut pasangannya wanita nakal karena ia tak mengalami pendarahan saat berhubungan pertama kali.

Perlu diketahui bahwa tidak semua wanita pasti berdarah saat melakukan hubungan intim di malam pertama. Perdarahan memang bisa saja terjadi. Namun, itupun biasanya terjadi pada wanita yang bukaan selaput daranya terlalu kecil atau apabila hubungan seksual dilakukan di usia belia.

Selaput dara bukanlah terbuat dari batu atau besi, melainkan ia adalah organ yang elastis sehingga meski ada penetrasi ke vagina, ia bisa saja tidak sobek dan berdarah.

Baca Juga: Cek! Ini Perbedaan Cinta dan Nafsu dari Segi Tindakan

Dari ukuran, bentuk, dan kondisi selaput dara pun bisa berbeda pada tiap wanita, sehingga tidak bisa disamakan oleh satu standar turun-temurun yang ternyata salah secara medis.

Tidak semua perempuan memiliki selaput dara

Hal ini bisa mematahkan kepercayaan banyak orang yang menyebut keperawanan wanita terletak pada seaput dara, karena sebenarnya tidak semua perempuan memilikinya.

Perempuan yang tidak memiliki selaput dara pun umumnya tidak akan merasakan gejala apapun. Sebab, selaput dara sendiri bukanlah organ penting yang memiliki fungsi khusus di tubuh.

Jadi, jika seorang perempuan lahir tanpa selaput dara, apakah ia bisa disebut tidak perawan? Tentu tidak.

Baca Juga: Simak Yuk, 4 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma!

Tidak semua wanita harus sakit saat malam pertama

Ini juga perlu diketahui, seringkali disebut bahwa jika saat berhubungan seks pertama kali si wanita tidak merasakan sakit maka ia disebut tidak perawan atau terbiasa berhubungan seksual.

Rasa sakit pada wanita saat berhubungan seks bukan perkara robeknya selaput dara, tapi ada beberapa faktor penyebabnya.

Misalnya si wanita tegang karena baru pertama kali berhubungan seksual sehingga otot-otot sekitar vagina menjadi tegang. Atau ketika penetrasi dilakukan saat vagina belum terlalu basah karena kurang foreplay.

Baca Juga: Sstt, Berhubungan Seks Saat Stres Bisa Bikin Rileks Lho!

Jadi jika wanita ada yang tidak merasakan sakit ketika penetrasi berarti vagina telah secara alami mengeluarkan pelumasnya, sehingga penetrasi menjadi mudah tak terasa sakit.

Konsep keperawanan di masyarakat di era modern saat ini masih dipenuhi mitos atau pendapat yang tidak tepat, terutama dari sisi medis dan kesehatan.

Masih banyak pula yang menjadikan selaput dara sebagai tolat ukur keperawanan wanita. Padahal mereka tidak mengetahui bahwa istilah robeknya selaput dara sangat tidak tepat jika dilihat dari sisi ilmiah kedokteran.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah