Menyalahkan Gula Karena Diabetes? Ternyata Menurut Pakar, Gula Bukan Penyebab Utama

- 24 Desember 2021, 22:15 WIB
Para narasumber Diskusi Kesehatan yang digelar oleh Forwar 62, mengupas manfaat gula yang selama ini menjadi kambing hitam penyebab PTM.
Para narasumber Diskusi Kesehatan yang digelar oleh Forwar 62, mengupas manfaat gula yang selama ini menjadi kambing hitam penyebab PTM. /Tamgkapan layar webinar zoom/Arahkata

Baca Juga: 5 Cara Membuat Knalpot F1ZR Suara Ninja Termudah

Kendati gula memiliki banyak manfaat, Prof. Hardinsyah dan Dr. Reta juga menjelaskan bahwa konsumsi gula yang berlebih dapat meningkatkan risiko kelebihan asupan energi dan gangguan kesehatan, sehingga konsumsinya harus tetap dibatasi.

“Berapa batasannya? ada yang menyarankan kurang dari 20% (dari total konsumsi), terakhir menyatakan 10%. Kalau yang kurang dari 5% itu evidennya lemah,” tutur Prof. Hardinsyah.

Menurut standar American Health Association (AHA), laki-laki pada umumnya membutuhkan 140 kkal/hari (9 sendok teh) dan perempuan membutuhkan 100 kkal/hari (6 sendok teh).

Chairman Association of Fitness and Sport Nutrition Mury Kuswary, S.Pd., M.Si, menambahkan bahwa konsumsi gula berlebih jika tidak diimbangi aktivitas fisik dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan meningkatkan risiko penyakit diabetes, sehingga olahraga menjadi hal yang penting untuk dilakukan secara rutin. Senam aerobik, renang, dan lari merupakan olahraga harian yang ia sarankan.

Baca Juga: Mendagri Sarankan Libur Nataru Laksanakan di Rumah Saja

“Sayangnya, data 2013 hingga 2018 yang dikumpulkan di Indonesia memperlihatkan bahwa masyarakat kita kurang bergerak. Data tersebut, antara lain, mengungkapkan 200 atlit mengalami penurunan frekuensi latihan dan intensitas pelatihan sebanyak 70%,” ungkap Mury.

Dari diskusi ini dapat disimpulkan bahwa gula memiliki banyak manfaat, dan kehadirannya diperlukan oleh tubuh. Gula hanya akan menimbulkan dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan dan tanpa disertai dengan adanya aktivitas fisik untuk mencegah kelebihan berat badan yang kemudian dapat meningkatkan risiko terbentuknya penyakit. Seperti yang diungkapkan Prof. Hardinsyah:

“IPTEK pangan, gizi dan kesehatan berkembang pesat, kadang melahirkan kontroversi sebelum ada bukti yang kuat, terbukti dengan berbicara gula bebas tadi pada jumlah tertentu dan cara tertentu. Jadi perilaku manusianya, bukan gulanya yang salah. Gula itu baik-baik saja. Manusianya yang salah. Mindset manusianya yang harus diperbaiki. Jadilah produsen dan konsumen yang cerdas dan konsumsilah dengan bijak.” pungkas Prof. Hardinsyah.***

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x