Hari Rabies Sedunia 2023, Mengenal Gejala hingga Pencegahannya

- 1 Oktober 2023, 01:49 WIB
Hari Rabies Sedunia 2023
Hari Rabies Sedunia 2023 /Aliansi Rabies

ARAHKATA – Hari Rabies Sedunia yang setiap tahun diperingati pada 28 September selain untuk memberi penghormatan kepada Louis Pasteur, pria kelahiran Prancis penemu vaksin Rabies juga ditujukan meningkatkan kesadaran tentang Rabies itu sendiri mulai dari mengenal bagaimana penyakit tersebut menular hingga soal pencegahannya.

Untuk peringatan Hari Rabies Sedunia 2023 tema yang diusung adalah All for One, One Health for Al, yang menurut Gurubesar Mikrobiologi, Prodi Farmasi FIKES, Universitas Esa Unggul Jakarta, memiliki tujuang meningkatkan kepedulian dan kerja sama lintas sectoral.

“Semua untuk Satu, Satu Kesehatan untuk Semua, tema ini dipilih guna meningkatkan kepedulian dan kerja sama masing-masing pemangku kepentingan lintas sektoral dan lintas multidisiplin untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan penyakit rabies,” ungkapnya kepada Arahkata, Sabtu 30 September 2023.

Baca Juga: Melihat Terobosan Operasi Bypass Jantung Koroner RS EMC Cikarang

Mengingat efek yang ditimbulkan dari penyakit Rabies ini tidak hanya kepada hewan, tetapi juga membahayakan nyawa manusia yang tertular, Prof. Maksum juga mengingatkan bahwa sangat penting menjadi tanggung jawab semua orang dalam memberantasnya.

“Dipilihnya tema ini merupakan langkah penting untuk lebih fokus pada kolaborasi, kesetaraan, dan penguatan sistem kesehatan. Tema ini juga berarti bahwa menjadi tanggung jawab semua orang untuk memberantas rabies,” katanya.

Fase Rabies Menjangkit ke Dalam Tubuh

Fase Rabies yang sangat penting diketahui dijelaskan Maksum, yakni selama masa inkubasi virus rabies umumnya berlangsung selama 2-3 bulan, belum menunjukkan gejala penyakit. Pada masa inkubasi ini virus rabies tidak terdeteksi oleh sistem imun, sehingga tidak menimbulkan respon antibodi.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan di Tengah Polusi Udara yang Semakin Buruk

“Fase selanjutnya adalah masuknya virus rabies ke dalam sel otak. Setelah virus mencapai sistem saraf pusat, virus akan melakukan replikasi dengan cepat dan menyebar luas melalui reseptor-reseptor asetilkolin nikotinik di otak. Multiplikasi virus di dalam ganglion akan memunculkan gejala awal berupa nyeri dan parestesia,” paparnya.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x