Antisipasi Krisis Kesehatan, PK3D Gandeng Puskesmas dan SKPD DKI Jakarta

- 17 Januari 2024, 10:42 WIB
Kader posyandu mengukur lingkar kepala balita saat pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kawasan Perumahan Surya Asri 2 Jumputrejo, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2023). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur menargetkan angka prevalensi stunting di Jawa Timur tahun 2023 mengalami penurunan 16 persen dan 2024 turun lagi menjadi 14 persen atau di bawahnya.
Kader posyandu mengukur lingkar kepala balita saat pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kawasan Perumahan Surya Asri 2 Jumputrejo, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2023). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur menargetkan angka prevalensi stunting di Jawa Timur tahun 2023 mengalami penurunan 16 persen dan 2024 turun lagi menjadi 14 persen atau di bawahnya. /Antara/Umarul Faruq/

Sebelumnya, Winarto memastikan bahwa Dinkes DKI Jakarta menyiagakan Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) DKI Jakarta untuk mengatasi krisis kesehatan, mulai dari awal hingga krisis kesehatan itu selesai ditangani.

Petugas PK3D ini memiliki peran penting, yakni tugasnya menanggulangi krisis kesehatan yang bertujuan terselenggaranya penanganan krisis kesehatan yang terkoordinasi kemudian terencana, terpadu dan menyeluruh. Sebelumnya, PK3D ini yakni Ambulans Gawat Darurat (AGD).

Baca Juga: Edan! Rela Jual Ginjal Caleg PAN di Bondowoso untuk Biayai Kampanye

Salah satu yang melatarbelakangi perubahan nama tersebut yakni terkait transformasi layanan kesehatan di wilayah Dinkes DKI Jakarta yang turut mengubah nama dan struktur organisasi sebagaimana Pergub Nomor 57 Tahun 2022.***

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah