Kemudian terjadinya penurunan kebutuhan solar industri, sementara di sisi lain terjadi peningkatan terhadap kebutuhan solar subsidi, katanya.
Adanya disparitas harga antara solar bersubsidi dengan solar untuk industri yang memiliki perbandingan harga sebesar Rp12.500 sehingga kondisi ini mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan di lapangan oleh kelompok masyarakat tertentu atau spekulan yang memanfaatkan disparitas harga guna mengambil kebutuhan minyak atau solar untuk industri diambil dari SPBU bersubsidi.
"Kondisi ini tentunya menambah beban pemerintah," ungkap Sigit.
Baca Juga: Tuntutan Penganiayaan Anak 7 bulan, KPAKA Desak Jokowi Copot Jaksa Agung
Kondisi tersebut, lanjut Sigit, akan menimbulkan permasalahan karena di satu sisi subsidi diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan subsidi, seperti transportasi umum, UMKM, dan masyarakat lainnya akibat dari peralihan ini kebutuhan BBM industri menurun.
"Ini akan terus dilakukan sehingga distribusi BBM bersubsidi disalurkan dan penyiapan kuota untuk industri, apabila permasalahan jarak jauh, dari Pertamina disiapkan tambahan SPBU untuk industri, termasuk tempat penyimpanan yang bisa didorong," kata Sigit.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury memastikan stok BBM yang dimiliki Indonesia mencukupi untuk mengantisipasi adanya mobilitas masyarakat yang akan meningkat pada libur Lebaran 2022.
Baca Juga: Guru Trading Indra Kenz, Fakarich Ditetapkan Tersangka Kasus Binomo
Ia mengatakan Kementerian BUMN bersama Pertamina dan Polri turun langsung mengawasi untuk memastikan ketersediaan BBM di masyarakat.