Ukraina dan Amerika Serikat Jadi Sasaran Serangan Siber

9 Maret 2022, 07:28 WIB
Ilustrasi - Serangan Siber /Pixabay/geralt

 


ARAHKATA - Selama invasi Rusia ke Ukraina, bukan hanya terjadi perang senjata namun juga perang siber.

Hal ini terjadi sebelum periode invasi Rusia atas Ukraina. Selama invasi Rusia melakukan blocking pada sejumlah media sosial.

Dilansir dari The Verge oleh ARAHKATA pada Rabu, 9 Maret 2022 terdapat laporan yang muncul terkait kampanye peretasan yang berhubungan dengan invasi Rusia atas Ukraina.

Baca Juga: Wali Kota Gostomel Ukraina Tewas Tertembak Rusia Saat Bagikan Roti ke Warga

Pada hari Senin, Google telah menemukan serangan phising yang menyebar dengan target pejabat Ukraina dan militer Polandia.

Resecurity Inc berbagi bukti kampanye terkoordinai terkait ajakan peretasan yang menargetkan perusahaan Amerika Serikat (AS).yang memasok gas alam.

Kasus tersebut dapat dikaitkan dengan kelompok Rusia atau sekutunya.

Baca Juga: PM Palestina Kecam Pembunuhan Remaja Usia 14 Tahun Oleh Tentara Israel

Group Analisis Ancaman Google atau Google’s Threat Analysis Group (TAG) mengatakan kampanye phising menargetkan pengguna UkrNet, sebuah perusahaan media Ukraina.

Selain itu organisasi pemerintah dan militer Polandia dan Ukraina. Serangan dilakukan oleh kelompok Ghostwriter dari Belarusia dan aktor ancaman Rusia, Fancy Bear.

Kelompok terakhir dikaitkan dengan badan intelijen militer Rusia (GRU), dan bertanggung jawab atas peretasan email Partai Demokrat tahun 2016.

Baca Juga: Menlu Rusia Sebut Presiden Ukraina Provokatif dan Pria Moody-an

"Selama 2 pekan terakhir, TAG telah melakukan pengamatan aktivitas dari berbagai pelaku ancaman yang kami pantau secara teratur dan dikenal oleh penegak hukum, termasuk FancyBear dan Ghostwriter,” tulis Shane Huntley dari Google dalam The Verge dikutip ARAHKATA pada Rabu, 9 Maret 2022.

Kampanye peretasan tersebut menargetkan perusahaan gas alam AS dan telah berhasil menyusup ke lebih dari 100 komputer milik karyawan dan mantan karyawan.

Serangan siber telah terjadi 2 pekan sebelum invasi Rusia ke Ukraina.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: The Verge

Tags

Terkini

Terpopuler