Menlu Prancis Ungkap Rencana Presiden Macron ke Putin

28 Maret 2022, 20:39 WIB
Le Drian ungkap rencana Macron ke Putin /Instagram/francediplo

ARAHKATA - Jean Yves Le Drian sebagai Menteri Luar Negeri Prancis mengatakan akan jadi kesalahan bersama bila dari berbagai pihak tak ada yang menolong warga sipil di kota Mariupol, Ukraina.

Adapun alasan kota terbesar kedua di Ukraina itu dapat dikepung akibat invasi yang dilakukan pasukan Rusia.

Le Drian menjelaskan Mariupol adalah sebuah contoh menonjol dari pengepungan militer.

Baca Juga: Hadir di Oscar 2022, Para Selebriti Lakukan Ini untuk Ukraina

"Blokade militer adalah perang yang mengerikan karena penduduk sipil dibantai, dimusnahkan. Penderitaan yang mengerikan," kata Le Drian pada konferensi internasional Forum Doha.

"Inilah mengapa setidaknya perlu ada satu momen ketika penduduk sipil bisa bernapas," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa momen untuk menolong warga sipil di Mariupol itulah yang sedang diusahakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga: Terus Digempur Rusia, Ukraina Teriak Minta Bantuan

Macron pada Jumat, 25 Maret 2022 mengaku dirinya berusaha melakukan lebih banyak pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Reuters, Senin 28 Maret 2022 memberitakan, Macron dalam beberapa hari mendatang akan berdiskusi tentang situasi di Ukraina dan inisiatif untuk membantu warga sipil meninggalkan Mariupol.

Sebelumnya, Macron mengimbau masyarakat untuk menahan diri dalam tutur kata dan tindakan dalam menangani konflik Ukraina.

Baca Juga: Palestina Kecewa pada AS dan Eropa Akibat Hukum Rusia, Kenapa?

Seruan itu dilontarkannya setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengibaratkan Putin sebagai 'tukang jagal'.

"Saya tidak akan menggunakan kata-kata seperti itu karena saya terus berdiskusi dengan Presiden Putin," kata Macron di saluran televisi France 3.

Baca Juga: Tinggal Kenangan! Invasi Rusia ke Ukraina Hancurkan Museum Komputer Bersejarah

Saat berbicara di Warsawa, Biden mengatakan bahwa Putin tidak bisa terus berkuasa.

Namun, seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengatakan pernyataan Biden itu tidak mewakili perubahan dalam kebijakan Washington.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler