"Mereka bilang akan memperbolehkan warga negara asing dan lokal untuk pergi. Mereka juga berkata akan menghadirkan pemerintahan yang inklusif dan representatif. Mereka bohong soal keduanya," ujar Le Drian menegaskan.
Baca Juga: Universitas di Kabul Afghanistan Nyaris Kosong Usai Aturan Baru Taliban
Meski tidak mengakui pemerintahan baru Afghanistan bentukan Taliban, Prancis akan tetap bernegosiasi dengan kelompok itu untuk membahas pemulangan warga negaranya dan evakuasi warga lokal. Rencananya, negosiasi akan dimulai pada Minggu ini di Qatar.
"Masih ada beberapa warga negara Prancis dan ratusan warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk kami yang perlu dievakuasi," ujar Le Drian.***