Wes Streeting, juru bicara kesehatan untuk oposisi utama Partai Buruh, menuduh Johnson 'menyatakan kemenangan sebelum perang usai.'
Baca Juga: Korea Selatan Tembus 100 Ribu Orang Lebih Terpapar COVID-19 Omicron
Pemerintah Konservatif Johnson mencabut sebagian besar pembatasan virus pada Januari, menghapus paspor vaksin untuk tempat-tempat dan mengakhiri pemakaian masker di sebagian besar pengaturan selain dari rumah sakit di Inggris.
Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, yang menetapkan aturan kesehatan masyarakatnya sendiri, juga telah terbuka, meski lebih lambat
Tingkat vaksinasi yang tinggi dan gejala varian Omicron yang ringan tak menyebabkan lonjakan pasien di rawat inap dan penambahan kasus kematian yang siginifikan.
Keduanya turun, meskipun Inggris masih memiliki korban virus corona tertinggi di Eropa setelah Rusia, dengan lebih dari 160.000 kematian tercatat.
Baca Juga: Pemerintah Singapura Bolehkan Turis Wisata Tanpa Karantina, Asal...
Di Inggris, 85 persen orang berusia 12 tahun ke atas telah mendapatkan dua dosis vaksin dan hampir dua pertiganya telah mendapatkan suntikan booster ketiga.
Sekarang, pemerintah Konservatif mengatakan akan menghapus 'semua peraturan COVID domestik yang tersisa yang membatasi kebebasan publik' sebagai bagian dari 'beralih dari intervensi pemerintah ke tanggung jawab pribadi.'
Persyaratan hukum untuk mengisolasi setidaknya lima hari setelah tes positif COVID-19 akan diganti dengan tindakan imbauan, dan virus Corona akan diperlakukan lebih seperti flu karena menjadi endemik.