“Namun bukan berarti kami akan meninggalkan OPEC+ atau melakukan sesuatu secara ‘sepihak’ atau hanya melibatkan salah satu pihak," imbuhnya.
"Kami akan bekerja sama dengan grup ini untuk menjaga stabilitas pasar," pungkasnya.
Pasar minyak menjadi bergejolak, disebabkan invasi Rusia ke Ukraina dan perpanjangan penutupan perdagangan terkait COVID di China, selaku importir minyak mentah terbesar di dunia.
Baca Juga: Bahasan Penting! Arab-Israel Bertemu di KTT bersama AS
Patokan minyak mentah Brent melonjak 11,5 persen pekan lalu di tengah kekhawatiran bahwa sanksi terhadap Rusia atas krisis Ukraina akan mulai berdampak pada produksi dan ekspornya.***