Warga Shanghai diinstruksikan untuk melakukan self-antigen screening, terkadang dua kali sehari, selain harus mengantri untuk menjalani tes PCR.
Pada saat yang sama, frustrasi publik meningkat karena kurangnya pasokan makanan.
Beberapa rekaman video tersebar di media sosial China, menunjukkan orang-orang berpakaian hazmat berjuang melakukan pemeriksaan dengan penduduk di sebuah perumahan di Shanghai dibarengi beberapa penduduk berteriak 'kirim persediaan kebutuhan.'
Baca Juga: Lawan Sanksi! Rusia Tutup Kantor HRW dan Amnesty International
Administrator kota sebelumnya mengatakan sedang bekerja untuk memastikan lebih banyak layanan pengiriman kembali beroperasi dan membuka kembali supermarket serta perusahaan e-commerce, JD.com, yang telah menerima lisensi untuk mengirimkan barang ke Shanghai.
Sementara itu, saat konferensi pers, Wakil Walikota Shanghai Zong Ming mengakui pihak berwenang belum memenuhi harapan warga dalam mengelola situasi.
"Kami merasakan hal yang sama dengan apa yang dimunculkan semua orang. Banyak hal yang kami lakukan tidak memadai dan jauh dari harapan. Kami akan berupaya untuk memperbaikinya," ujarnya dalam Reuters dikutip ARAHKATA, Minggu 10 April 2022.***