Warga Frustrasi, China Tetap Pertahankan Aturan Lockdown

- 10 April 2022, 15:47 WIB
Ilustrasi. Lockdown di China picu panic buying di supermarket, warga Shanghai yang tak kebagian makanan terpaksa memakan rumput semak.
Ilustrasi. Lockdown di China picu panic buying di supermarket, warga Shanghai yang tak kebagian makanan terpaksa memakan rumput semak. /Reuters/

 

ARAHKATA - Shanghai menerapkan skrining COVID-19 besar-besaran pada hari kemarin, Sabtu 9 April 2022. Kali ini penduduk harus menjalani skrining setidaknya dua kali dalam sehari.

Ini merupakan hari keempat berturut-turut skrining di seluruh kota yang mencatat 23.600 kasus infeksi lokal baru.

Meskipun jumlah kasus masih kecil menurut standar global, Shanghai telah menjadi tempat uji coba strategi untuk mengekang penyebaran epidemi COVID-19 melalui skrining, deteksi, dan karantina untuk semua kasus positif.

Baca Juga: Harga Komoditas Ini Capai Rekor Tertinggi Sejak 1990, Potensi Kelaparan Global!

Beijing mengambil alih manajemen pengendalian penularan COVID-19 di Shanghai setelah upaya awal gagal dengan metode jam malam bertahap dan bersikeras China tetap pada kebijakan lockdown tanpa toleransi demi menghindari kelumpuhan sistem medis negara.

Namun, lockdown tersebut menyebabkan kekurangan makanan dan kebutuhan lainnya secara tiba-tiba di kota berpenduduk 26 juta orang.

Hal ini terjadi lantaran supermarket tutup dan ribuan layanan pengiriman dihentikan serta akses medis yang juga perlu perhatian.

Baca Juga: Antisipasi Konflik, Jepang dan Filipina Perluas Kerja Sama Pertahanan

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x