"Perdana menteri siap memulai pembicaraan dengan para pengunjuk rasa di Galle Face Green," kata juru bicara kantornya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 14 April 2022.
“Jika pengunjuk rasa siap bahas proposal mereka untuk menyelesaikan krisis bangsa saat ini, maka perdana menteri siap mengundang perwakilan mereka untuk berunding,” ujarnya lagi.
Aliansi oposisi utama, Samagi Jana Balawegaya (SJB) menyatakan presiden dan perdana menteri hanya memiliki waktu seminggu untuk mundur.
Baca Juga: ASYIK! Sony dan Nintendo Berhenti Tagih Pelanggan Tidak Aktif di Inggris Raya
Jika tidak, oposisi mengancam akan mengajukan mosi tidak percaya di hadapan parlemen atas kedua pimpinan Sri Lanka itu.
“Stabilitas politik adalah prasyarat untuk pembicaraan IMF. Rakyat tidak percaya pada pemerintahan ini,” kata Penyelenggara Nasional SJB, Eran Wickramaratne.***