Bolsonaro, yang mengikuti jejak Trump yang belum mengakui kekalahannya, menyatakan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brazil rentan terhadap pemalsuan.
Pernyataan Bolsonaro itu memicu aksi kekerasan dari para penyangkal hasil pemilu.
Baca Juga: Ricky Ungkap Sambo Tanyakan Skenario Sebelum Berikan Rp500 juta
"Saya mengecam serangan keterlaluan ini terhadap gedung pemerintahan Brazil yang dihasut oleh pengabaian sembrono demagog Bolsonaro terhadap prinsip-prinsip demokrasi," kata Senator AS Bob Menendez, ketua dari Komite Hubungan Internasional Senat, melalui Twitter.
"Dua tahun sejak 6 Januari, peninggalan Trump terus meracuni belahan bumi kita. Melindungi demokrasi dan meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan itu penting," lanjutnya.
Bolsonaro terbang menuju Florida, AS pada 48 jam sebelum akhir masa jabatannya dan dia tidak hadir saat pelantikan Lula.
Baca Juga: Venna Melinda Laporkan Suami ke Polisi atas Dugaan KDRT
Anggota parlemen Joaquin Castro, seorang tokoh Demokrat dalam komite urusan luar negeri parlemen, menyampaikan kepada CNN bahwa Bolsonaro "pada dasarnya menggunakan metode Trump untuk menginspirasi teroris dalam negeri untuk mengambil alih pemerintah" dan dia "orang berbahaya".
"Amerika Serikat seharusnya tidak menjadi tempat mengungsi tokoh otoriter ini yang menginspirasi terorisme dalam negeri di Brazil. Dia (Bolsonaro) seharusnya dipulangkan ke Brazil," ujar Castro.***