Bantuan Kemensos Kepada Warga Lembantongoa Senilai 458 Juta Lebih

- 4 Desember 2020, 22:40 WIB
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Sunarti menyerahkan bantuan senilai Rp.458.426.000 kepada Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu, di Desa Lembatangoa
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Sunarti menyerahkan bantuan senilai Rp.458.426.000 kepada Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu, di Desa Lembatangoa /Arahkata/

ARAHKATA - Pemerintah melalui Kementerian Sosial RI menyalurkan bantuan sosial tragedi kemanusiaan yang terjadi di Desa Lembantongoa Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah senilai Rp.458.426.000.

Bantuan tersebut terdiri dari santunan ahli waris bagi korban meninggal sebanyak 4 orang masing-masing senilai 15 juta rupiah setiap jiwa, paket sembako, paket perlengkapan bermain anak, paket belajar anak, hand sanitizer, masker, sabun serta paket perlengkapan ibadah.

Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Kementerian Sosial RI, Sunarti, hari ini.

Baca Juga: Survey Pilkada Depok, Pasangan Idris-Imam Diperkirakan Menang dengan Peroleh 34 Persen Suara

Mewakili Menteri Sosial, Sunarti menyampaikan keprihatinannya atas tragedi kemanusiaan yang terjadi ditengah pendemi covid 19 yang menimpa Indonesia.

Sunarti meminta warga desa Lembantongoa untuk tidak terpancing provokasi terprovokasi dengan isu yang menyesatkan di masyarakat karena dapat menimbulkan konflik secara horisontal.

"Percayakan penanganan ini kepada aparat keamanan. Pemerintah berkomitmen kehadiran dan kepedulian terhadap keamanan dan kenyamanan warga," tambah Sunarti.

Baca Juga: Soal Kriteria Calon Kapolri, Ini yang Diusulkan Relawan Pancasila

Selain penyerahan simbolis bantuan sosial, Kementerian Sosial juga melakukan Layanan Dukungan Psikososial terhadap penyintas yang berhasil selamat dari tragedi kemanusiaan tersebut yakni dengan melakukan teknik Progressive Muscular Relaxation (PMR).

"Hal ini dilakukan bertujuan untuk membuat penyintas dapat merasakan rileks sehingga pikirannya dapat kembali disegarkan,"jelasnya.

Untuk mencegah peristiwa terulang kembali, dikatakan Sunarti pemerintah mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat setempat beserta perwakilan dari gereja Bala Keselamatan serta Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia (PGPI) menyatakan komitmennya untuk menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Baru Satu Perkara Ini, Joko Tjandra Dituntut 2 Tahun

"Kita harus menempatkan persatuan dan kesatuan di atas segalanya serta meyakini bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi bukanlah merupakan unsur agama, tetapi murni tindakan teror yang bertujuan untuk memecah belah keutuhan warga masyarakat pada umumnya,"lanjutnya.

Sunarti menjelaskan penanganan aksi teror harus dilakukan secara terpadu termasuk adanya kemudahan sarana prasarana untuk percepatan penyerahan bantuan bagi warga disana.


Turut hadir dalam penyerahan tersebut Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, diantaranya Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Ridwan Mumu, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Sigi, Sabarudin, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Sigi, Camat Palolo serta Kepala Desa Lembantongoa.

Seperti diketahui teror tersebut menewaskan satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah merupakan bencana sosial tindak kejahatan dan aksi teror.

Baca Juga: Cara Tepat Memberi Pemahaman Kepada Anak Tentang Covid-19

Kasus pembunuhan yang menewaskan empat orang itu sempat menyebabkan warga sekitar ketakutan lalu lari ke hutan untuk bersembunyi. Kemudian 150 kepala keluarga (KK) di desa tersebut kini diungsikan untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Kepala Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Deki Basalulu, Jumat (4/12), mengaku senang menerima bantuan dari Kemensos berupa barang/bahan dan uang sampai saat ini dari berbagai pihak disalurkan kepada keluarga korban dan warga yang mengungsi setelah serangan teroris di Dusun Lewono, salah satu lokasi permukiman transmigrasi lokal di desa itu.

Baca Juga: Kasus Positif Melonjak, Kapolda Metro Jaya Bentuk Tim Pemburu Covid-19

Dia mengatakan ada empat korban yang dibunuh teroris secara keji. Mereka itu satu keluarga.

Menurut Kades Deki, bantuan terutama logistik bahan makanan masih sangat dibutuhkan warga, sebab dalam beberapa hari setelah serangan teroris yang menelan korban jiwa empat orang itu, kebanyakan warga tidak beraktivitas di kebun, karena masih trauma berat.

Ia menambahkan pada malam hari pasca peristiwa itu, warga tranmigrasi SP-1 Dusun Tokelemo memilih untuk kumpul di satu tempat dan nanti kembali ke rumah pagi hari.

Saat ini rumah-rumah warga transmigrasi Lewono yang rusak dan dibakar kembali dibangun oleh aparat kepolisian bersama anggota TNI.

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah