Network
ARAHKATA - Jelang pelaksanaan Pilkada 2020 di Kota Depok, Center for Indonesia Reform (CIR) bekerjasama dengan Komunitas Sahabat Depok (KSD) dan Viral Consulting (VC) melakukan survey tentang preferensi atau kecenderungan pilihan publik terhadap kandidat yang berkompetisi.
Survey dilaksanakan 1-3 Desember 2020, kepada 1.000 responden yang tersebar di 11 kecamatan yang meliputi 63 kelurahan se-Kota Depok.
Hasilnya, paslon nomor urut 2, Idris-Imam diperkirakan menang dengan memperoleh 34% suara, sedangkan paslon nomor urut 1, Pradi-Afifah, mendapat 22% suara. Sementara 25% responden menyatakan belum menentukan pilihan dan 19% reponden merahasiakan pilihannya.
Baca Juga: Delapan Pelanggaran Jelang Pilkada Serentak 2020
Kordinator Komunitas Sahabat Depok, Anshari Tarmizi menyebut, berdasarkan hasil survey diperkirakan pilkada di Kota Depok akan berlangsung seru. Sebab selisih perolehan suara antara paslon nomor urut satu dan dua terpaut tidak cukup jauh. Sementara masih ada potensi 44% suara yang belum menentukan pilihan dan yang merahasiakan pilihan untuk dapat diperebutkan.
Disinilah, kata Anshari, kreatifitas masing-masing calon sangat menentukan arah dukungan masyarakat yang belum punya pilihan atau masih merahasiakan pilihan.
Menanggapi hasil survey tersebut, pengkaji politik Center for Indonesia Reform, Subhan Akbar, mengatakan ada banyak faktor kenapa paslon nomor 2 unggul. Diantaranya karena kinerja mesin partai pendukung paslon nomor 2 cukup solid.
Baca Juga: Ali Mochtar Terlibat Kasus Benih Lobster? Ini Kata Harry Amiruddin
Masyarakat sudah mafhum bahwa militansi kader-kader PKS, yang menjadi partai pendukung paslon nomor 2, sudah teruji. Mereka dikenal loyal, sistematis dan simpatik. Selain itu PKS punya jaring komunikasi yang tertata rapi dan garis komando yang solid. Sehingga apapun yang diputuskan oleh pimpinan PKS akan diikuti oleh kader-kadernya.
