Efek Banjir, Ada 243 KK di Pejaten Timur Masih Mengungsi

- 9 Februari 2021, 17:04 WIB
Terpantau siang ini banjir di Kampung Melayu/Lurah Kp Melayu
Terpantau siang ini banjir di Kampung Melayu/Lurah Kp Melayu /

ARAHKATA - Sudah beberapa hari intensitas curah hujan di DKI Jakarta tinggi menyebabkan rumah yang terkena efek banjir. 

Lurah Pejaten Timur, Jakarta Selatan Rasyid Darwis mengatakan pihaknya sudah mendata pengungsi di wilayahnya, totalnya ada 243 KK.

"Dari data yang dihimpun belum ada penambahan. Jumlah pengungsi sejak pukul 07.00 WIB sebanyak 243 KK yang masih mengungsi. Walaupun sudah ada yang pulang ke rumah karena sudah ada yang surut," kata Lurah Pejaten Timur Rasyid Darwis saat dikonfirmasi arahkata, Selasa, 9 Februari 2021.

Rasyid mengatakan bahwa tercatat ada 7 RW yang terkena efek banjir dan terpaksa mengungsi, yakni 03, 05, 06, 07, 08, 09 dan 10.

Baca Juga: Ada 1.029 Warga Jaktim dan Jaksel Mengungsi Banjir

Dia menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyediakan sejumlah tempat pengungsian yang bisa digunakan oleh para pengungsi. Mulai dari musholah, mesjid, dan sekolah dasar.

"Lokasi pengungsian menyebar, tergantung keinginan dari warga. Asal ada ketersediaan mck, sanitasi, dan ruangan hangat. Biasanya sih di rumah ibadah dan sekolah di beberapa area bebas banjir," ujar Rasyid Darwis.

Baca Juga: Sampai Siang Ini 5 RW di Kampung Melayu Masih Terendam Banjir

Kepada Arahkata.com, pihaknya juga menjelaskan soal variasi ketinggian volume air di kawasan tersebut. Hal ini pula, menurut Rasyid yang menyebabkan ada di beberapa titik banjir sudah surut.

"Kalau ditanya ketinggiannya ada 30, 40 juga ada, ada bahkan yang mencapai 210 centimeter di RW 05. Nomor duanya di RW 08 setinggi 200 meter. Nah makanya yang sudah surut sudah bisa bersih-bersih rumah," ucap Rasyid.

Baca Juga: Pasca Banjir, DKI Jakarta Raup 436 Meter Kubik Sampah di Manggarai

Dia menuturkan penyebab banjir yang terjadi di wilayahnya kemungkinan masalah drainase yang bermasalah pada sejumlah ruas jalan. Di samping itu luapan Kali Ciliwung yang mengitari lokasi Pejaten Timur.

"Kalau ditanya penyebab pastinya saya tidak tahu persis juga. Tapi mungkin masalah drainase dan luapan Kali Ciliwung juga. Apalagi di wilayah saya banyak sekali kawasan landai dari atas ke bawah. Sifat air kan mencari dataran lebih rendah kalau tidak bisa bermuara ke sungai," tutur Rasyid menutup perbincangan.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah