Menpora Enggan Tanggapi Permintaan Maaf BWF

- 23 Maret 2021, 18:48 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyampaikan permintaan maaf dari BWF kepada pihak terkait di Indonesia atas gagal bertandingnya Timnas di All England 2021.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyampaikan permintaan maaf dari BWF kepada pihak terkait di Indonesia atas gagal bertandingnya Timnas di All England 2021. /ARAHKATA/ANTARA FOTO/Humas Kemenpora

ARAHKATA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali enggan merespon permintaan maaf dari pihak BWF terkait insiden penarikan mundur kontingen bulutangkis Indonesia di ajang kompetisi Yonex All England 2021.

Meskipun telah diketahui bahwa Presiden Badminton World Federation (BWF) Poul-Eric Hoyer mengaku menyesal atas tragedi yang menimpa oleh skuad Merah Putih Indonesia.

"Perlu kami sampaikan bahwa pihak Badminton World Federation (BWF) melalui presidennya yaitu Poul Erik Hoyer. Ia meminta maaf sebesar-besarnya kepada atlet bulutangkis kita. Namun, sikap dari pemerintah Indonesia belum menanggapinya sampai melihat perkembangan selanjutnya," kata Menteri Pemuda dan  Olahraga (Menpora) Zainudin Amali kepada wartawan, Selasa, 23 Maret 2021.

Baca Juga: Tim All England Indonesia Pulang Bermartabat

Zainudin Amali mengaku belum bisa memastikan kapan kiranya pemerintah Indonesia bakal merespon permintaan maaf dari pihak presiden BWF tersebut. Meskipun begitu ia mengatakan, nantinya pemerintah akan merespon ucapan permintaan maaf tersebut cara proporsional, namun belum sekarang.

"Yang pasti kita akan melihat perkembangan selanjutnya khususnya dalam turnamen-turnamen yang kita harapkan bisa mendapat poin untuk Olimpiade Tokyo nanti. Kita akan memberikan respon secara proporsional dan terukur," ujar Zainudin Amali.

Lebih lanjut, Kader Partai Golkar itu menerangkan bahwa cabang bulutangkis Indonesia sudah menjadi kebanggaan rakyat Indonesia sejak 5 dekade terakhir atau tepatnya saat era pemain tunggal putera fenomenal Tan Joe Hok di tahun 1959 sampai 1964 silam.

Sebagai informasi juga Tan Joe Hok merupakan jagoan dari tim badminton Indonesia. Ia bahkan berhasil merebut Piala Thomas Indonesia kala itu. Ia dikenal sebagai salah satu dari anggota tujuh pendekar bulu tangkis bersama Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Olich Solichin, dan Kadir Yusuf.

Tan Joe Ho juga menjadi 'main lead' pemain tunggal putera pada ajang pebulu tangkis Indonesia pertama yang meraih gelar juara di turnamen prestisius All England pada tahun 1959. Ia juga meraih medali emas Asian Games pada 1962.

"Bulu tangkis atau badminton merupakan kebanggaan kita sejak tahun 1960-an. Jadi ini adalah cabang olahraga bergengsi yang mampu menaikan nama baik kita di kancah dunia.Tapi kalau misalkan terjadi hal seperti ini tentu saja kita masih menunggu perkembangan kasus ini kedepannya," ucap Zainudin Amali.

Hal lainnya yang dinilai Amali permintaan maaf Presiden BWF tersebut bukan datang murni dari ucapan bersalah BWF selaku panitia utama gelaran Yonex All England 2021.

Melainkan, permintaan maaf dari Presiden Badminton World Federation (BWF) Poul- Eric Hoyer dikarenakan desakan dan perundungan dari masyarakat Indonesia yang mengecam perbuatan BWF yang seolah 'cuci tangan' dari langkah pemaksaan Walk Out tim squad merah putih Indonesia.

"Pandangan yang mengkritik BWF ketika kami melakukan konferensi pers dua kali itu sudah dapat tanggapan dari Presiden BWF. Nanti suratnya akan kita berikan surat itu ditunjukkan kepada saya sebagai Menpora," tambah Zainudin Alami belum lama ini.

Ikhwal kasus ini terjadi dikutip dari Arahkata dimulai di penerbangan Indonesia-Birmingham pada Sabtu, 13 Maret 2021. Saat itu Timnas bulutangkis Indonesia melakukan penerbangan dari Istanbul menuju Birmingham.

Dalam Perjalanan pesawat itu ada satu orang penumpang pesawat yang dinyatakan positif terpapar Covid- 19.

Akibatnya, sehari  menjelang tim squad Indonesian berlaga dalam All England 2021, menyebabkan laga pembuka turnamen harus tertunda. Beberapa atlet dari Indonesia diminta tidak bisa bertanding dan mereka wajib melaksanakan isolasi mandiri.

Padahal dari dua kali test di Bandara Soekarno  Hatta sampai di Bandara Birmingham, Inggris test Covid-19 pemain Indonesia negatif Covid-19.

Baca Juga: Indonesia Bakal Maju ke Arbitrase Internasional Soal All England

Sementara, untuk negara India, Thailand, dan Denmark kedapatan ada yang terkena COVID 19, baik pelatih Denmark dan official dari Thailand dan India positif Covid-19.

Ironisnya, untuk skuad dari India, Thailand, dan Denmark mereka diperbolehkan ikut dalam pertandingan. Sementara squad Indonesia yang negatif justru diwajibkan dikarantina mandiri selama 10 hari.

BWF saat itu langsung melakukan tes ulang kepada para atlet dan pelatih tersebut. Tim yang hasil tesnya dinyatakan negatif pun diizinkan tampil. Tapi tidak dengan Indonesia.

PBSI juga menerangkan bahwa ada kasus yang sama menimpa negara Turki salah satu pemain tunggal putri Turki Neslihan Yigit tetap bisa melenggang di All England walau satu pesawat dengan kontingen Indonesia.

Bahkan, Neslihan Yigit berhasil lolos ke pertandingan verifikasi lanjutan seusai menumbangkan Marie Batomene.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah