Stafsus Menteri BUMN Ungkap Rekayasa Keuangan Anak Usaha Kimia Farma

7 Juni 2024, 17:42 WIB
Arsip foto - Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)Â Arya Sinulingga memberikan keterangan kepada wartawan usai menghadiri acara PSSI Pers di Jakarta, Selasa (6/2/2024). /antaranews.com/

ARAHKATA - Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga membongkar dosa-dosa besar yang dilakukan anak usaha Kimia Farma.  

Dia mengaku menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan dari anak usaha Kimia Farma. “Kimia Farma juga demikian. 

Ada inilah, rekayasa keuangan,” kata Arya usai meresmikan Vending Machine UMKM PT Pegadaian di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024. BUMN sudah menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan pada anak Kimia Farma. 

Baca Juga: BPK Bongkar Puluhan Ribu Orang Mati Masih Terima Bansos Rp26,5 Miliar!  

Namun, Arya tidak menyebut secara rinci anak perusahaan tersebut. “Temuannya udah ada, tinggal diproses aja,” ucap Arya. 

Rekayasa keuangan yang diduga dilakukan anak usaha Kimia Farma ini juga disebut berbeda dengan yang terjadi pada dugaan kasus fraud pada PT Indofarma. “Itu beda, dia (anak usaha Kimia Farma), rekayasa keuangan. 

Beda sama kalau Indo (Indofarma) itu kan uangnya hilang, diambil, kalau ini kan dia rekayasa, menggelembungkan,” tegasnya. 

Baca Juga: KPK Menyita 91 Kendaraan Mewah Eks Bupati Kutai, Ada Lamborghini, BMW dan McLaren  

Kabarnya bentuk rekayasa keuangan yang diduga dilakukan oleh anak usaha Kimia Farma yaitu seakan-akan hasil penjualan atau distribusi berjalan baik, tetapi pada kenyataannya hasil penjualan tidak berjalan baik. 

“Misalnya di distribusi distribusi dan sebagainya, seakan-akan penjualan semua bagus padahal enggak. Anaknya si KF (Kimia Farma),” imbuh Arya. 

Adapun, temuan dugaan rekayasa keuangan tersebut berdasarkan hasil audit internal PT Kimia Farma. “Itu hasilnya kalau nggak ada audit dari internalnya KF (Kimia Farma) mana dapat itu, karena yang audit internal makanya didapat itu,” ungkapnya. 

Baca Juga: KPAI: Anak Putus Sekolah di Sumut Tinggi, PIP/KIP Belum Tepat Sasaran 

Selain itu, permasalahan lain yang terjadi di kimia Farma, yaitu banyaknya pabrik yang dibangun tetapi dinilai tidak efisien. “Dan disamping itu juga KF (Kimia Farma) ada juga problem di pabriknya. 

Yaitu kebanyakan pabrik, enggak efisien. Makanya dari 10 pabrik bakal tinggal lima pabrik yang dikelola. Iya, jadi enggak efisien lah pokoknya, dulu itu terlalu banyak bangun pabrik. Padahal enggak butuh,” tutur dia.***

 

 

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler