Jurnalis AS Allan Nairn Terbitkan Artikel Sebut Prabowo Ancam Demokrasi Indonesia

- 12 Februari 2024, 20:14 WIB
Jurnalis investigasi AS, Allan Nairn.
Jurnalis investigasi AS, Allan Nairn. /Tangkapan layar Youtube/Jakartanicus/

Namun, menurut Nairn, Pemilu 2024 ini berbeda karena Prabowo mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kekuatan besar lainnya untuk memenangkan pemilu tersebut.

Baca Juga: Kenali Roti dengan Pengawet Berbahaya, Tips Aman dari Ahli Indonesia* 

"Kekuatan aparatur negara berperan penting dalam kampanye. Pejabat lokal diancam akan dituntut jika mereka tidak mendukung jenderal tersebut. Di seluruh negara, tentara dan polisi menginstruksikan masyarakat untuk memilih Prabowo," jelasnya.

Melalui apa yang disebut Nairn sebagai 'topeng' bantuan sosial, Jokowi menyebarkan beras dan minyak goreng bertanda Prabowo ke seluruh negeri.

"Pada sebuah pertemuan internal Rabu lalu, pejabat militer dan intelijen membahas rencana penggunaan aparatur negara untuk melakukan kecurangan pemilu, menurut dua sumber yang mengetahui rencana tersebut," kata Nairn. Dalam skema tersebut, polisi dan Babinsa akan dilibatkan sebagai mata dan telinga.

Baca Juga: Garam Krosok, Si Kasar Kaya Manfaat

Mereka juga akan melibatkan tentara untuk menerima dan mendistribusikan uang, memperbaiki lembaran tabulasi di tingkat lokal, serta melakukan kecurangan dengan memanipulasi entri data komputer di tingkat distrik dan kabupaten, termasuk kemungkinan meretas sistem internal Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Selanjutnya, Nairn mengungkap sisi gelap Prabowo dalam hubungannya dengan Presiden Soeharto dan AS. Disebutkan bahwa Prabowo berasal dari keluarga perbankan kaya, memiliki ratusan ribu hektare lahan perkebunan, pertambangan, dan properti industri. Ia juga merupakan menantu dari Soeharto.

"Jenderal Soeharto, yang didukung oleh AS, memerintah Indonesia selama 32 tahun. Soeharto mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 1965, menggulingkan Soekarno, presiden sipil pendiri negara tersebut," paparnya. Nairn mengeklaim, dengan bantuan dari CIA yang menyediakan daftar kematian sebanyak 5.000 nama, Soeharto membunuh antara 400 ribu hingga satu juta warga sipil Indonesia.

Baca Juga: Menyingkirkan Springbed Bekas, Cara Tepat dan Ramah Lingkungan 

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah