Habib Haidar Alwi Shahab Ungkap Kriteria Penting Sebelum Memilih Calon Pemimpin

- 13 Februari 2024, 17:41 WIB
Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi
Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi /istimewa/Screenshot YouTube

ARAHKATA - Pegiat toleransi dan filantropi, Habib Haidar Alwi Shahab mengungkap kriteria penting dalam memilih calon pemimpin jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024.

Menurutnya, calon pemimpin yang baik adalah yang meneladani akhlak para nabi.

"Calon pemimpin yang membawa kebaikan biasanya selalu dimusuhi, dijahati dan dijatuhkan dengan berbagai cara seperti yang dialami para nabi utusan Tuhan di awal kenabiannya," kata Habib Haidar Alwi Shahab, Selasa, 13 Februari 2024.

Baca Juga: BPKP Garda Terdepan Perkuat Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) ini melihat di zaman sekarang kejahatan yang saling bermusuhan pun dapat bersatu berkonspirasi menentang kebaikan dengan mengatasnamakan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Mirip seperti bersatunya musuh memerangi para nabi.

"Bagai bersatunya air dan minyak dalam sebuah wadah. Mereka kira benar-benar menyatu padahal hati mereka terpecah-belah. Yang sesungguhnya menyatu hanyalah kebencian di antara mereka. Lihat qur'an surat Al-hasyr ayat 14," imbuh Habib Haidar Alwi Shahab.

Baca Juga: Lebih Percaya Diri dengan Berat Badan Ideal, Tips Mencapainya Tanpa Stres

Meskipun terus dizalimi oleh musuh yang bersatu dalam wadah kebencian, para nabi lebih memilih sabar dan membalas kejahatan dengan kelembutan.

Hal itu pun dapat diterapkan dalam memilih calon pemimpin Indonesia untuk 5 tahun ke depan.

"Pilihlah yang walau dizalimi beramai-ramai, walau ibaratnya air dan minyak bersatu untuk menyerang tapi ia tidak membalas bahkan malah akan merangkul pihak-pihak yang menzaliminya," pinta Habib Haidar Alwi Shahab.

Baca Juga: Menghindari Krisis Remaja, Tips Membangun Harga Diri Anak

Akhlak rasulullah ini pernah dicontohkan oleh Presiden Jokowi ketika memenangkan Pilpres 2019 lalu.

Bukannya balas dendam, Presiden Jokowi malah merangkul pesaingnya Prabowo Subianto masuk ke kabinet untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara Indonesia.

Dan ketika Presiden Jokowi dimusuhi lalu ditinggalkan oleh partai dan sebagian pendukungnya, Prabowo Subianto sebagai kubu yang pernah menjadi lawannya kini justru yang tampil paling depan membela.

Sama dengan Umar Bin Khattab dan Umair Bin Wahb yang pernah hampir membunuh Rasulullah justru kelak menjadi pelindungnya.

Baca Juga: Jurnalis AS Allan Nairn Terbitkan Artikel Sebut Prabowo Ancam Demokrasi Indonesia

"Saya pribadi menilai akhlak rasulullah yang diteladani oleh Presiden Jokowi sekarang ada pada sosok Pak Prabowo," pungkas Habib Haidar Alwi Shahab.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x