Hari Donor Darah Sedunia Sebagai Wujud Gerakan Kemanusiaan Modern

- 14 Juni 2024, 09:31 WIB
Ilustrasi - Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan layanan kesehatan kepada pengungsi Gaza yang berada di perbatasan Rafah, Palestina, Minggu, 11 Feb 2024.
Ilustrasi - Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan layanan kesehatan kepada pengungsi Gaza yang berada di perbatasan Rafah, Palestina, Minggu, 11 Feb 2024. /HO-PMI/ANTARA

ARAHKATA - Hari ini, Jumat, 14 Juni 2024 seluruh negara kembali memperingati Hari Donor Darah Sedunia, termasuk Indonesia yang mengusung tema “Berikan darahmu, berikan plasmamu, bantu kehidupan, bantu sesama” sebagai wujud gerakan kemanusiaan modern.

Momen bersejarah ini ditetapkan secara resmi sebagai peringatan tahunan pada 2005 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), setelah sebelumnya dideklarasikan oleh para menteri kesehatan di seluruh dunia sebagai wujud gerakan kemanusiaan modern pada medio 2004.

Dilansir dari laman WHO, dalam deklarasi tersebut para menteri kesehatan seluruh dunia bersepakat memilih tanggal 14 Juni karena merupakan hari kelahiran dari Karl Landstenir.

Baca Juga: KPK Tidak Persoalkan Dilaporkan Staf Hasto Ke Komnas HAM

Karl Lendstenir merupakan seorang dokter dan ahli biologi asal Austria yang berhasil menemukan sistem golongan darah manusia A, B, dan O pada tahun 1900. Atas penemuan tersebut Karl mendapat penghargaan Nobel Fisiologi, dan juga mempedomani penemuan-penemuan lainnya termasuk keamanan transfusi darah.

Pemerintah Indonesia juga berpartisipasi memperingati Hari Donor Darah Sedunia melalui ragam kegiatan sosial sebagai wujud gerakan kemanusiaan modern.

Bahkan jauh sebelumnya, Kementerian Kesehatan Indonesia telah membuktikan komitmennya mendukung gerakan kemanusiaan dunia tersebut melalui pendirian Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1945.

Baca Juga: Rencana Kenaikan Cukai Rokok, Ketua DPD RI Beri Solusi Agar IHT Tidak Terimbas

Dengan semangat kemanusiaan dan bekal perkembangan ilmu pengetahuan itu pula Pemerintah Indonesia mendorong PMI untuk terus bertransformasi menyempurnakan upaya pemenuhan kebutuhan darah bagi masyarakat domestik, ataupun global hingga saat ini.

Berdasarkan standar WHO kebutuhan darah minimal di suatu negara adalah 2 persen dari jumlah penduduk. Di Indonesia dengan populasi sekitar 280 juta jiwa maka kebutuhan darah minimal adalah 5,6 juta kantong per tahun.

Dari kebutuhan minimal tersebut diketahui berdasarkan data Kementerian kesehatan RI pada tahun 2023, jumlah produksi darah dan komponennya secara nasional telah berhasil mencapai 4,1 juta kantong dari 3,4 juta donasi.

Baca Juga: Mantap! Pemprov DKI Hapus Denda PKB Dan BBNKB Dalam Rangka HUT Jakarta

Dengan segala sumber daya yang dimiliki saat ini maka, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengatakan bahwa tahun ini pihaknya siap mulai mengembangkan pemanfaatan plasma darah.

PMI saat ini setidaknya sudah berhasil mengumpulkan 100.000 liter plasma dari 18 Unit Donor Darah (UDD) yang siap di alih daya produksi ke fasilitas pembuatan obat atau toll-manufacturing untuk mengobati kondisi kronis langka, termasuk gangguan auto imun dan hemofhilia.

Dalam konteks global, pemberian layanan kesehatan keliling yang di dalamnya juga melangsungkan transfusi darah bagi para pengungsi Palestina, di Kamp Khan Younis, Jalur Gaza sejak Februari 2024, menjadi salah satu wujud eksistensi Pemerintah Indonesia melalui PMI dalam menegakkan nilai sosial-kemanusiaan di kancah dunia.

Baca Juga: Jokowi Tinjau Gerakan Intervensi Serentak Cegah Stunting di Posyandu Bogor

Secara umum PMI menilai salah satu fokus peringatan Hari Donor Darah Sedunia tahun ini yakni meningkatkan peran serta pemerintah untuk berkomitmen dalam mencukupi kebutuhan darah dan produk darah yang aman, berkualitas dan berkelanjutan yang berasal dari 100 persen penyumbangan darah sukarela tanpa bayaran.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah