Kecanduan Narkoba, Ingin Sembuh Total? Bisa, Asalkan…

1 Maret 2021, 05:51 WIB
Ilustrasi Narkoba jenis Sabu-sabu/ Polres Karimun musnahkan sabu-sabu senilai Rp10 miliar /Istimewa/Arahkata

ARAHKATA – Dimulai dari coba-coba dahulu, namun justru banyak orang susah keluar dari jeratan narkoba. Parahnya, hal ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga menimpa anak sekolah. Bila sudah kecanduan, beragam hal negatif dalam segala aspek kehidupan akan datang. Yang lebih menyusahkan, terbebas dari efek kecanduan sungguh bukan perkara yang mudah.

Seseorang yang menggunakan narkoba, seperti ganja, ekstasi, sabu, benzodiazepine serta heroin, dengan berbagai alasan dan latar belakang. Selain coba-coba karena penasaran, ada juga yang menggunakan barang haram tersebut dengan alasan ingin ikut-ikutan teman, atau untuk pelarian dari berbagai masalah, seperti stress, dan kecemasan.

Seperti diketahui beberapa waktu yang lalu artis Ridho Rhoma terbukti menggunakan Ekstasi, dan Minggu, 28 Februari 2021 selegram Milen Cyrus, Hasil tes urinenya dinyatakan positif benzo atau benzodiazepine.

Baca Juga: Terobos Ring Satu, Pemotor Ditendang Paspampres

Kasus Milen dan Ridho bukan kasus yang pertama bagi mereka, tapi mengapa sukar sekali melepaskan barang haram tersebut, sehingga menjadi kecanduan.

Lantas, adakah cara untuk mengatasi kecanduan narkoba sampai sembuh total? Tentu saja ada, selain diiringi dengan niat dan kesungguhan hati.

Intip caranya di bawah ini!

  1. Melakukan detoksifikasi

Detoksifikasi adalah langkah pertama dalam perawatan pemulihan diri dari narkoba. Hal ini melibatkan pembersihan tubuh dari zat-zat berbahaya.

Detoksifikasi akan membantu dalam proses melepaskan diri dari kecanduan yang menyakitkan. Detoks bisa dilakukan dalam beberapa hari hingga satu minggu.

Setelah pengguna narkoba berhenti akan membuat mereka sakau. Ini terjadi karena penghentian pemakaian narkoba secara mendadak atau menurunnya dosis narkoba yang digunakan.

Baca Juga: Warga Kudus Digegerkan dengan Temuan Jenglot di Area Makam Mbah Akasah

Obat-obatan tertentu digunakan agar gejala sakau tidak terasa menyakitkan. Detoksifikasi dimulai dari evaluasi, yakni melihat zat apa yang beredar di aliran darah dan berapa jumlahnya. Lalu, pasien akan dipandu untuk detoks dan dapat dilakukan dengan bantuan obat-obatan atau tidak.

Setelahnya, pasien akan dibimbing untuk memulihkan diri secara psikologis dan melakukan rehabilitasi.

  1. Dilanjutkan dengan terapi konseling dan perilaku

Setelah detoksifikasi dilakukan, kini giliran terapi konseling dan perilaku.

Terapi ini bisa dilakukan secara privat antara pasien dan terapis, dilakukan dalam kelompok hingga melibatkan anggota keluarga. Beberapa jenis terapi ini meliputi terapi kognitif perilaku, terapi keluarga multi-dimensi dan wawancara motivasi.

Terapi kognitif perilaku membantu pasien untuk mengenali dan mengubah cara pikir yang berhubungan dengan narkoba. Lalu, terapi keluarga multi-dimensi dirancang agar keluarga terlibat dalam pemulihan seseorang dari narkoba.

Baca Juga: Komandan Sektor Timur UNIFIL berkunjung ke Markas Polisi Militer Kontingen Garuda

Sementara, wawancara motivasi memaksimalkan kemauan individu untuk berubah dan memotivasi secara positif. Lalu, konseling bertujuan untuk membantu pasien untuk mengubah perilaku dan sikap dalam menggunakan zat narkotika.

Tanpa konseling dan penguatan secara psikologis, seorang mantan pecandu akan rentan terjerumus kembali ke dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.

  1. Berlanjut pada program rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan pengobatan jangka panjang untuk gangguan dan kecanduan zat psikotropika terlarang.

Rehabilitasi dilakukan untuk melepaskan diri dari ketergantungan zat psikoaktif seperti alkohol, ganja, kokain, benzo, heroin dan lain sebagainya. Dengan rehabilitasi, seseorang bisa bebas dari narkoba, tentunya setelah dibarengi dengan niat dan kesungguhan hati untuk melepaskan diri.

Apa saja fasilitas dalam panti rehabilitasi narkoba? Di antaranya adalah pemberian obat untuk depresi atau efek samping narkoba, konseling dengan ahli dan berbagi pengalaman dengan para pecandu lainnya.

Baca Juga: Sinopsis Stand By Me Doraemaon 2, Perjalanan Cinta yang Mengharu Biru

Umumnya, rehabilitasi memakan waktu antara 3-4 bulan. Setelah detoksifikasi dilakukan, kini giliran terapi konseling dan perilaku.

Terapi ini bisa dilakukan secara privat antara pasien dan terapis, dilakukan dalam kelompok hingga melibatkan anggota keluarga. Beberapa jenis terapi ini meliputi terapi kognitif perilaku, terapi keluarga multi-dimensi dan wawancara motivasi.

Terapi kognitif perilaku membantu pasien untuk mengenali dan mengubah cara pikir yang berhubungan dengan narkoba. Lalu, terapi keluarga multi-dimensi dirancang agar keluarga terlibat dalam pemulihan seseorang dari narkoba.

Sementara, wawancara motivasi memaksimalkan kemauan individu untuk berubah dan memotivasi secara positif. Lalu, konseling bertujuan untuk membantu pasien untuk mengubah perilaku dan sikap dalam menggunakan zat narkotika.

Tanpa konseling dan penguatan secara psikologis, seorang mantan pecandu akan rentan terjerumus kembali ke dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.

  1. Ada beberapa tipe rehabilitasi

Rehabilitasi masih dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu perawatan menetap, perawatan harian atau rawat inap sebagian, perawatan rawat jalan dan perawatan dengan komunitas.

Perawatan intensif dengan menetap berarti tinggal di tempat rehabilitasi dan harus meninggalkan pekerjaan ataupun sekolah untuk sementara waktu, biasanya berlangsung hingga beberapa bulan.

Rawat inap sebagian melibatkan rehabilitasi selama 7-8 jam sehari, lalu kembali ke rumah pada malam hari.

Rawat jalan dapat dilakukan setiap saat tanpa menginap dan dapat dijadwalkan di sela-sela kesibukan si pasien, sementara perawatan dengan komunitas melibatkan pecandu lainnya yang tinggal dalam satu tempat yang sama.

Komunitas ini akan saling mendukung untuk sembuh dan terbebas dari narkoba.

  1. Pertimbangkan untuk tergabung dalam support group

Untuk memulihkan diri dari jerat narkoba, terkadang ada perasaan dihantui rasa takut dihakimi oleh masyarakat.

Oleh karena itu, peran support group sangat penting dan dibutuhkan. Dikelilingi dengan lingkungan yang mendukung dan tidak menghakimi, pasien pecandu pun bebas untuk berbagi pengalaman dan dapat mengurangi rasa keterasingan yang dialami.

Karena bisa mendukung satu sama lain, akan ada dorongan untuk sembuh dan lepas dari jerat narkoba.

  1. Lantas, apa langkah selanjutnya setelah rehabilitasi berakhir?

Sudah melakukan detoksifikasi, terapi dan rehabilitasi, Berikutnya rehabilitasi dilakukan dalam jangka waktu 6-12 bulan di tempat dengan fasilitas khusus.

Setelahnya, mantan pecandu bisa ditempatkan di perumahan khusus yang diawasi, sementara mereka bisa mencari pekerjaan, menyesuaikan diri dan menata ulang kehidupannya kembali.

Mantan pecandu tidak dilepas begitu saja setelah keluar dari rehabilitasi. Perlu kerja sama dengan beberapa pihak untuk mendorongnya menjauh dari narkoba, mulai dari keluarga, pasangan (bila ada) dan teman-teman terdekat.

  1. Terakhir, perlu dukungan penuh dan dilarang memberi stigma atau penghakiman

Bukan hanya keluarga, pasangan atau teman terdekat saja yang perlu memberi dukungan ke mantan pecandu narkoba.

Tetapi, dukungan juga perlu diberi dari masyarakat umum. Terkadang, penghakiman, stigma dan label yang diberi oleh masyarakat justru membuat mantan pecandu hidup dalam rasa takut dan tidak nyaman.

Bahkan, bukan tidak mungkin jika mantan pecandu tidak diterima oleh keluarga, mereka akan kembali pada orang-orang yang memberi pengaruh buruk dan bisa membuat mereka terjebak dalam kecanduan narkoba lagi.***

Editor: Mohammad Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler