Radio Media Hiburan Tanpa Batas, Benarkah Penyiar Profesi Kutukan?

- 17 Februari 2021, 12:25 WIB
Ilustrasi penyiar radio
Ilustrasi penyiar radio /Arahkata/

ARAHKATA - Radio adalah media hiburan tanpa batas yang masih diminati hingga saat ini, malah semakin terus berkembang setiap tahunnya. Bagi pekerjanya, bagai sekolah yang banyak memberikan pelajaran, terutama untuk public speaking. Bahkan menjadi rumah yang nyaman bagi penikmatnya.

Saat ini, dimanapun orang, dapat mendengarkan radio. Radio itu sudah seperti sahabat karib yang tak terpisahkan. Mau dari jaman dahulu hingga jaman sekarang radio tetap asik.

Secara tidak sadar kita latihan mendengarkan. Yaitu mendengarkan seseorang berbicara dengan adanya unsur emosional, sebagai sarana hiburan dan juga menumbuhkan empati.

Baca Juga: Game Korea Jadi Pilihan Hiburan saat Pandemi

Dikutip arahkata.com dari ruang wa grup departemen announcer Komunitas Voice Over Dubber Announcer Indonesia (KVDAI), menjadi orang radio adalah panggilan jiwa. Dengan kondisi sekarang, manusia dituntut untuk kreatif menciptakan peluang penghasilan. Bukan sekadar mencari peluang apalagi menunggu.

"Tidak menjadikan profesi penyiar radio sebagai sumber penghasilan utama," ucap Arief Budiman, seorang Presiden KVDAI, dalam kesempatan.

"Kok Jadi ingat gajian sebulan Rp75 ribu, tiap habis gajian bisa nraktir adik-adik makan sama beli baju dan keperluan lain. ( Kami tiga dara ) perempuan semua hahaha kok cukup yaa," sambung Putri Sumirat, mentor kelas announcer KVDAI.

"Tahun 1985 ketika orang masih susah, rasanya gagah betul tiap berangkat siaran sudah nyetir sendiri, meski mobil cuma 'endhas'nya doang, dulu begitu itu sudah jadi idola," tambahnya lagi.

Yangti, sapaan akrab Putri Sumirat, menegaskan kalau bukan karena cinta, rasanya tak ada yang bisa membuat orang bertahan kerja di radio saat ini.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x