Bedah Novel Cinta dalam Gelap Cahaya, Zack Sorga: Saya Langsung Jatuh Cinta dengan Judulnya

- 17 Februari 2021, 17:31 WIB
Ilustrasi Novel
Ilustrasi Novel /Pixabay/

Baca Juga: Ulang Tahun, Megawati Dihadiahi Buku

Menurut Lutfi, penggagas komunitas menulis Jenius Writing (JW) bahwa untuk memahami sebuah novel tidak seperti kita melahap sebuah berita. Tapi pandanglah sebagai sebuah karya seni.

Di Jenius Writing ada jurus LDA (Lekat Dekat Akrab). Tulisan itu akan lebih memikat bila dieksekusi dari yang terdekat. Dimulai dengan apa yang kita pakai, rasakan, dan kita alami sendiri.

"Penulis itu tugasnya nulis, kalau tidak logis gimana? Ya bagus. Penulis fiksi itu areanya imajinasi," ucap Lutfi.

"Feel itu letaknya di gelombang alfa, maka tinggalkan logika. Ikuti rasamu. Sumber kebuntuan adalah ketika ambyarnya fokus dan ketakutan atau kecemasan," tambahnya lagi.

Lutfi memaparkan lebih rinci beberapa hal yang harus dilakukan supaya tulisan dapat mengalir deras. Disebutkan berani untuk mengeksplorasi, berimajinasi, dan eksekusi.

Baca Juga: Vaksin Sinovac dan Vaksin Nusantara, Mana yang Kamu Pilih?

"Novel CDGC adalah novel yang sangat filmis, penulisnya mampu mengikuti potensi kreatif yang dimilki dan gaya menulisnya JW banget karena menerapkan jurus JW," demikian ungkap Lutfi.

Bang Zak menambahkan bahwa menulis itu seperti orang hamil, banyak kesulitan yang dialami, namun tetap dinikmati. Menulislah seperti ombak mengalir tak berhenti. Jangan malas untuk membaca.

Bagi Lutfi, untuk mulai menulis yang diperlukan adalah : ide yang hanya sederhana saja, setelah itu baru dikembangkan dalam revisi.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x