Network
ARAHKATA - Beberapa waktu lalu pendakwah Oki Setiana Dewi sempat menghebohkan dunia maya lantaran menormalisasikan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Ucapannya dalam ceramah itu kemudian diklarifikasi dan Oki Setiana Dewi juga menyampaikan permohonan maaf di media sosialnya.
Oki Setiana Dewi menegaskan ceramah yang dimaksud tidak menandakan ia mendukung penuh sikap KDRT, justru sebaliknya.
Baca Juga: Oki Setiana Dewi Anggap Normalisasi KDRT, Kemenag: Tak Bisa Dibenarkan
"Terimakasih atas perhatian dan kasih sayangnya. Tentu saya sangat menolak kekerasan dalam rumah tangga. Mohon maaf lahir batin atas kesalahan dalam menyampaikan dan semoga Allah mengampuni saya dalam setiap kesalahan-kesalahan saya," sebut Oki dalam Instagram pribadinya, dikutip Arahkata, Senin 7 Februari 2022.
Di luar kasus tersebut, psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Center menerangkan sikap KDRT tidak bisa diatasi seorang diri. Perempuan bahkan butuh pendampingan saat melaporkan sikap KDRT.
Menurutnya, ciri-ciri seorang KDRT bisa dilihat dari sebelum menikah. Terlebih, kategori KDRT ini tidak selalu soal kekerasan fisik.
Baca Juga: Oki Setiana Dewi Minta Maaf, Akui Tak Benarkan Tindak KDRT
"KDRT itu banyak bentuknya, tidak hanya secara fisik. Biasanya muncul dalam bentuk perilaku, di antaranya mengintimidasi, dominasi yang berlebihan, mengancam, memaksa, posesif, melarang tanpa alasan yang jelas," beber Rahma menyebut beberapa tandanya.
Rahma mewanti-wanti sikap KDRT cenderung tak bisa diubah dengan hanya mendiamkan pelaku. Risiko kejadian berulang sangat besar sehingga perlu melihat ciri-ciri atau kebiasaan yang mengarah ke sikap KDRT.
