Bentrokan China dengan Rusia di Luar Angkasa, Siapa Salah?

- 20 Agustus 2021, 02:41 WIB
Ilustrasi pesawat luar angkasa
Ilustrasi pesawat luar angkasa /Pixabay/SpaceX-Imagery

ARAHKATA - Skuadron Pengendali Antariksa 18 (18SPCS) Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (US Space Force) mengonfirmasi peristiwa tabrakan antara Satelit Militer China Yunhai 1-02 dengan Roket Zenit-2 milik Rusia di orbit Bumi pada Maret 2021.

Menurut Ahli Astrofisika dan Pelacak Satelit, Jonathan McDowell, satelit militer yang diluncurkan pada September 2019 itu pecah dan meledak di luar angkasa.

Meskipun begitu, masih belum jelas apakah Yunhai 1-02 China mengalami suatu kegagalan yang menyebabkan ledakan dalam sistem propulsinya, atau memang bertabrakan dengan roket milik Rusia.

Baca Juga: Perdebatan Bumi Bulat atau Datar, Astronot Malaysia Bersumpah Demi Allah

Zenit-2 adalah roket yang meluncurkan satelit mata-mata Tselina-2 negeri bekas Uni Soviet tersebut pada September 1996. Namun, McDowell menyebut kemungkinan besar ledakan disebabkan oleh nomor dua atau tabrakan.

Pendapat tersebut berdasarkan pada pengamatan dirinya bersama para ilmuwan di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS).

McDowell melihat pembaruan di katalog space-track.org, yang disediakan oleh 18SPCS untuk pengguna terdaftar.

Baca Juga: Usai Bobol Aset Kripto, Hacker Kembalikan Lagi Rp3,71 Triliun

"Pembaruan termasuk catatan untuk objek 48078, 1996-051Q: Bertabrakan dengan satelit. Ini adalah jenis entri baru yang mana komentar seperti ini belum pernah terlihat pada satelit lain," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Space, Kamis, 19 Agustus 2021.

Ia lalu mendalami data pelacakan untuk mempelajari lebih lanjut. Hasilnya, McDowell menemukan bahwa Object 48078 adalah kepingan kecil sampah antariksa, yang kemungkinan besar potongan puingnya memiliki lebar antara 4 hingga 20 inchi.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x