Pemangku adat setempat tetap membatasi jumlah masyarakat Tengger yang mengikuti ritual tersebut, meskipun pemerintah tengah melonggarkan penerapan protokol kesehatan agar ritual Mendak Tirta dapat berlangsung dengan lebih khidmat.
Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, ritual Mendak Tirta kali ini dihadiri oleh Plt Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko bersama Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi yang disambut hangat oleh para Romomangku dan segenap warga Tengger.
"Wisata Gunung Bromo boleh saja semakin maju dengan berbagai inovasinya, akan tetapi budaya Tengger tidak boleh berubah. Kearifan lokal masyarakat Tengger adalah penunjang utama wisata Gunung Bromo," tuturnya.
Baca Juga: Wartawan Jurnal Sukabumi Dihajar Massa Saat Meliput di RSUD Palabuhanratu
Menurutnya adat dan budaya Tengger di wilayah Gunung Bromo tidak hanya berpusat di Kecamatan Sukapura saja, tetapi juga berada di kecamatan sekitarnya.
Sehingga hal itu merupakan kekayaan yang harus dirawat dan dijaga agar destinasi wisata Gunung Bromo tetap digandrungi wisatawan khususnya mancanegara.
"Pengembangan destinasi wisata penunjang Gunung Bromo seperti Air Terjun Madakaripura dengan ritual Mendak Tirta ini juga menjadi perhatian kami agar tercipta keseimbangan pembangunan ekonomi masyarakat," katanya.
Baca Juga: Ketua MPR Bamsoet Ajak Selami Kedamaian Melalui Seni dan Budaya
Sementara Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi mengatakan ritual Mendak Tirta sebagai rangkaian ritual menyambut Yadnya Kasada merupakan warisan adat turun-temurun masyarakat Tengger, sehingga menjadi salah satu ciri khas adat Tengger yang harus dipertahankan selamanya.