I Gusti Ngurah Rai, Pahlawan Asli Pulau Dewata

- 31 Januari 2021, 10:59 WIB
I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ngurah Rai /ARAH KATA

ARAHKATA - Ingatkah dengan sosok yang desain profil wajahnya berada di mata uang pecahan Rp. 50.000,- lama? Sosok tersebut bernama lengkap I Gusti Ngurah Rai beliau merupakan Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia Brigadir Jendral TNI (Anumerta) yang lahir pada 30 Januari 1917.

Beliau dulu sangat terkenal dengan gagasanya dalam berperang yakni Puputan Margarana yang berarti ‘perang secara habis-habisan di daerah Margarana’ (Kecamatan Pelosok, Kabupaten Tabanan, Bali).

Mengingat sejarah singkat I Gusti Ngurah Rai yang diambil dalam buku "Yuk Kenali Pahlawan Kita Melalui Permainan". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. November 2018. Diakses tanggal 13 Juni 2020.

Bernama lengkap I Gusti Ngurah Rai atau biasa dikenal dengan Ngurah Rai. Pahlawan asal Tanah Dewata ini ilahirkan di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia, Belanda pada, 30 Januari 1917 Ibunya seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya laki-laki seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung.

Gusti Ngurah Rai pun pernah mengenyam pendidikan formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di malang.

Sejak kecil sangat tertarik dengan dunia militer hingga akhirnya melanjutkan pendidikan di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar pada tahun 1936 sampai hingga dilantik sebagai Letnan II dilanjutkan ke pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang pada tahun 1940.

I Gusti Ngurah Rai adalah sosok pribadi yang cerdas. Karena kecerdasannya dan bekal ilmu kemiliteran yang diperoleh tersebut telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, pada masa penjajahan kolonial.

Pada tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, Ngurah Rai ikut membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil, dan di Bali memiliki pasukan bernama Ciung Wanara. Pasukan ini dibentuk untuk membela tanah air guna melawan penjajah di daerah Bali. Sebagai seorang Komandan TKR di Sunda Kecil, ia merasa perlu untuk melakukan konsolidasi ke Yogyakarta yang menjadi markas TKR pusat.

Sampai di Yogyakarta I Gusti Ngurah Rai dilantik menjadi komandan Resimen Sunda Kecil berpangkat Letnan Kolonel. Sekembalinya dari Yogyakarta dengan persenjataan lengkap, I Gusti Ngurai Rai mendapat kenyataan bahwa Bali telah dikuasai Belanda dengan mempengaruhi raja-raja Bali.

Setelah kepulangannya dari Yogyakarta, beliau mendapati pasukan Belanda dengan 2000 pasukan dan persenjataan lengkap dan pesawat terbang siap untuk menyerang I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan kecilnya. Bersama dengan pasukan Ciung Wanara, I Gusti Ngurah Rai berhasil memukul mundur pasukan Belanda, tanggal 18 November 1946.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x