ARAHKATA - Virus varian COVID-19 jenis Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Kabarnya, varian Omicron ini bisa mengurangi efektifitas vaksin.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan kasus pertama Omicron di Indonesia adalah dari pekerja di Wisma Atlet yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Menkes juga menyatakan bahwa pasien Omicron tersebut tidak mengalami gejala apapun yang bersangkutan dengan COVID-19 dan bahkan, sudah berstatus negatif.
Baca Juga: Pasien Omicron Bertambah, Masyarakat Diimbau Jangan Keluar Negeri
Terdapat tiga dosis dari jenis Vaksin BioNTech-Pfizer yang disebut bisa menetralkan varian Omicron. Kabar Ini diketahui dari uji laboratorium yang dilakukan produsen vaksin COVID-19 tersebut.
"Garis pertahanan utama dengan dua dosis vaksin mungkin bisa dikompromikan dan tiga dosis vaksinasi diperlukan untuk memulihkan perlindungan," jelas Chief Medical Officer BioNTech, Ozlem Tuereci dalam konferensi pers, dikutip Arahkata, Minggu 19 Desember 2021.
Kedua perusahaan ini juga mengatakan kemungkinan vaksin upgrade untuk varian Omicron akan hadir pada Maret 2022 mendatang.
Baca Juga: Ini Cara Gubernur Jabar Antisipasi Varian Omicron
Seorang profesor di Vanderbilt dan mantan direktur program Imunisasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, dr. Walter Orenstein menyatakan bahwa vaksin saat ini masih bisa digunakan untuk melawan varian Omicron.
"Kita mungkin tidak perlu mengganti vaksinnya. Kita mungkin bisa bertahan dengan vaksin saat ini, setidaknya untuk menekan penyakit parah," tuturnya.